Jumat, 09 Januari 2015

Kantor



Ketika Anda menanyai orang -- Anda bertanya kepada mereka, "Ke mana Anda pergi ketika Anda benar-benar ingin menyelesaikan sesuatu?" Anda akan mendengar jawaban seperti serambi, beranda, dapur. Anda akan mendengar jawaban semacam sebuah ruangan ekstra di rumah, ruang bawah tanah, kafe, perpustakaan, Dan Anda akan mendengar jawaban seperti kereta, pesawat, mobil -- untuk komuter. Dan Anda akan mendengar orang-orang mengatakan, "Yah, tidak masalah di mana saya berada, selama itu sangat-sangat pagi atau sangat-sangat malam atau pada akhir pekan" Anda hampir tidak akan mendengar orang mengatakan di kantor. Tapi pemikiran bisnis menghabiskan seluruh uang untuk tempat yang kita sebut kantor, dan mereka membuat orang-orang pergi ke sana setiap waktu, padahal orang tidak bekerja di kantor.

Dan yang Anda temukan adalah, terutama dengan orang-orang kreatif -- desainer, programer, penulis, insinyur, pemikir -- bahwa orang benar-benar butuh waktu bebas gangguan yang panjang untuk menyelesaikan sesuatu. Anda tidak dapat meminta seseorang menjadi kreatif dalam 15 menit dan benar-benar memikirkan suatu masalah. Anda mungkin memiliki sebuah ide cepat, tapi untuk memikirkan masalah secara mendalam dan mempertimbangkannya secara hati-hati, Anda perlu waktu bebas gangguan yang panjang. Dan walaupun hari kerja biasanya adalah delapan jam, berapa banyak orang pernah memiliki delapan jam untuk diri sendiri di kantor? Bagaimana dengan tujuh jam? Enam? Lima? Empat? Kapan terakhir kali Anda memiliki tiga jam untuk diri Anda sendiri di kantor? Dua jam? Satu jam mungkin. Sangat-sangat sedikit orang yang benar-benar memiliki waktu bebas gangguan yang panjang di kantor. Dan inilah alasan mengapa orang memilih untuk bekerja di rumah, atau mereka bisa pergi ke kantor, tapi mereka pergi ke kantor pagi-pagi sekali, atau malam-malam sekali ketika tidak ada seorang pun, atau mereka tetap tinggal setelah semua orang pergi, atau mereka pergi di akhir pekan, atau mereka menyelesaikan pekerjaan di pesawat, atau mereka menyelesaikannya di mobil atau di kereta karena tidak ada gangguan.

Ada tiga jenis gangguan, tapi mereka bukanlah jenis gangguan yang sangat buruk. Dan secara keseluruhan, fenomena di mana hanya ada sedikit waktu untuk menyelesaikan banyak hal mengingatkan saya akan hal lain yang tidak terjadi ketika Anda terganggu, dan hal tersebut adalah tidur. Saya rasa tidur dan kerja memiliki hubungan yang sangat dekat. Dan itu bukan tentang Anda bisa bekerja ketika Anda tidur atau Anda bisa tidur ketika sedang bekerja. Bukan hal itu yang saya maksud. Saya membicarakan secara spesifik tentang fakta bahwa tidur dan kerja berbasis fase, atau kejadian yang berbasis tahapan. Jadi tidur adalah mengenai fase atau tahapan tidur -- beberapa orang menyebutnya dengan cara berbeda. Ada lima tahapan tidur, dan untuk bisa mencapai tidur yang sungguh-sungguh dalam, yang sungguh-sungguh lelap Anda harus melewati tahap-tahap sebelumnya. Dan ketika Anda terganggu ketika melewati tahap-tahap sebelumnya -- ketika seseorang menjatuhi Anda di kasur, atau jika ada suara berisik, atau apapun yang terjadi -- Anda tidak hanya sekedar terganggu di tahapan tertentu.

Jika Anda terganggu dan terbangun, Anda harus memulai lagi dari awal. Jadi Anda harus kembali ke fase-fase sebelumnya dan memulai lagi dari awal. Dan pada akhirnya -- terkadang Anda mungkin memiliki hari-hari seperti ini ketika Anda bangun pada pukul delapan pagi, atau tujuh pagi, atau kapan pun Anda bangun, Anda merasa seperti, oh, saya tidak tidur dengan nyenyak. Saya tidur -- saya ke kasur, saya berbaring -- tapi saya tidak benar-benar tidur. Orang mengatakan Anda tidur, tapi Anda tidak benar-benar tidur, Anda seolah-olah tidur. Hanya butuh waktu sebentar; Anda harus melewati fase-fase tersebut. Dan jika Anda terganggu, Anda tidak dapat tidur dengan nyenyak. Jadi bagaimana kita dapat berharap -- apakah ada yang berharap seseorang dapat tidur dengan nyenyak jika terganggu semalaman? Saya tidak merasa ada seorang pun yang akan mengatakan ya. Lalu mengapa kita berharap orang untuk bekerja dengan baik jika mereka terganggu seharian di kantor? Bagaimana mungkin kita berharap orang dapat melakukan pekerjaannya jika mereka pergi ke kantor untuk terganggu? Itu tidak masuk akal buat saya.

Sumber: TED.com , Jason Fried: Why work doesn’t happen at work

Tidak ada komentar:

Posting Komentar