Rabu, 05 November 2014

Kecerdasan



30 tahun lagi, menurut UNESCO di seluruh dunia akan lebih banyak orang yang lulus melalui pendidikan dibandingkan dari awal sejarah. Lebih banyak orang, dan kombinasi dari hal-hal yang telah kita bicarakan -- teknologi dan efek perubahannya kepada pekerjaan, dan demografi dan ledakan besar populasi. Tiba-tiba, gelar menjadi tidak berharga. Iya kan? Jika anda memiliki gelar, anda akan mendapat pekerjaan. Jika anda tidak memiliki pekerjaan, itu karena anda tidak menginginkannya. Tapi sekarang, anak-anak yang bergelar, lebih banyak yang pulang ke rumah untuk terus bermain video games, karena anda membutuhkan gelar Magister padahal dulu pekerjaan ini hanya membutuhkan gelar Sarjana, dan sekarang anda membutuhkan PhD untuk pekerjaan lainnya. Ini adalah proses inflasi akademis. Dan ini mengindikasikan keseluruhan struktur pendidikan telah bergeser di bawah kaki kita. Kita butuh memikirkan kembali dengan radikal cara pandang kita terhadap kecerdasan.

Kita tahu tiga hal mengenai kecerdasan. Pertama, kecerdasan itu beragam. Kita berpikir mengenai dunia dengan segala cara kita rasakan. Kita berpikir secara visual, kita berpikir secara suara, kita berpikir secara kinestesis. Kita berpikir dalam istilah abstrak, kita berpikir dalam pergerakan. Kedua, kecerdasan itu dinamis. Jika anda melihat interaksi otak manusia, seperti yang telah kita dengar kemarin dari sejumlah presentasi, kecerdasaan sangat interaktif. Otak tidak dipisah-pisah kedalam ruang terpisah. Faktanya, kreativitas -- sesuatu yang didefinisikan sebagai proses mendapatkan ide orisinal yang memiliki nilai -- lebih sering muncul dari interaksi antara disipliner cara melihat sesuatu yang berbeda.

Otak dengan sengaja -- di sisi lain, ada sebuah batang syaraf yang menghubungkan kedua bagian otak yang disebut "corpus callosum". Batang ini lebih tebal pada wanita. Mungkin ini sebabnya wanita lebih baik melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu. Karena memang wanita lebih baik, iya kan? Banyak riset yang telah dilakukan. Anda tahu sebuah hal filosofis, jika sebuah pohon jatuh di dalam hutan dan tidak ada satu pun yang mendengarnya apakah itu terjadi? Anda ingat pertanyaan itu?

Dan hal ketiga mengenai kecerdasan adalah, kecerdasan itu istimewa. Al Gore berbicara mengenai ekologi, dan revolusi yang dicetuskan oleh Rachel Carson. Harapan satu-satunya kita untuk masa depan adalah mengadopsi sebuah konsep baru akan ekologi manusia, ekologi yang memulai kita untuk mengatur ulang konsep kita akan kekayaan kepasitas manusia. Sistem pendidikan kita telah menambang pikiran kita dengan cara kita menambang bumi kita: untuk komoditas tertentu. Dan untuk masa depan, hal itu tidak akan memberi apa-apa untuk kita. Kita harus memikirkan ulang prinsip dasar bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Ada sebuah kutipan indah dari Jonas Salk, yang berkata, "Jika semua serangga hilang dari bumi, dalam 50 tahun, semua kehidupan di bumi akan berakhir. Jika semua manusia hilang dari bumi dalam 50 tahun, semua bentuk kehidupan akan sejahtera." Dan dia benar.

Yang kita rayakan adalah rahmat dari imajinasi manusia. Kita harus berhati-hati sekarang bagaimana kita menggunakan rahmat ini secara bijaksana, dan kita menghindari beberapa skenario - skenario yang telah kita bicarakan. Dan satu-satunya cara kita melakukannya adalah dengan melihat kapasitas kreatif kita dari sisi betapa kayanya mereka, dan melihat anak-anak kita dengan harapan yang mereka miliki. Dan tugas kita adalah mendidik mereka secara keseluruhan, supaya mereka dapat menghadapi masa depan. Kita mungkin tidak akan melihat masa depan tersebut, tapi mereka akan melihatnya. Dan tugas kita adalah membantu mereka untuk berbuat sesuatu akan masa depan itu.

Sumber: TED.com , Ken Robinson: How schools kill creativity

Tidak ada komentar:

Posting Komentar