Ada sesuatu hal
yang jelas saat seseorang pindah ke Amerika dan juga saat berkeliling dunia: Semua sistem pendidikan di muka bumi ini
memiliki hirarki yang sama akan subjek. Setiap sistem. Tidak peduli kemana anda
pergi. Anda mungkin berpikir sebaliknya, tetapi
tidak demikian.
Paling atas adalah
matematika dan bahasa,
kemudian kemanusiaan,
dan paling bawah adalah seni.
Di mana pun di muka
bumi. Dan juga hampir di dalam semua sistem, ada hirarki di dalam seni. Seni rupa dan musik biasanya mendapat
status tertinggi di sekolah
lalu seni peran dan
menari. Tidak ada satu pun sistem pendidikan di planet ini yang mengajarkan menari setiap hari
untuk anak-anaknya
sebagaimana kita
mengajarkan mereka matematika. Kenapa? Kenapa tidak? Hal itu cukup penting. Matematika memang sangat penting, tetapi
begitu juga menari.
Anak-anak menari setiap
saat jika mereka diperbolehkan, kita pun begitu. Kita semua memiliki tubuh, iya kan?
Sesungguhnya, yang terjadi adalah, pada saat anak-anak bertumbuh dewasa,
kita mulai mengajarkan mereka
secara progresif dari
pinggang ke atas. Dan kemudian kita memfokuskan pada kepala mereka. Dan sedikit ke satu sisi.
Jika anda
melihat pendidikan, sebagai alien, dan berkata "Apakah tujuan dari
pendidikan publik?"
Anda akan berkesimpulan
-- jika anda melihat keluarannya, siapa yang paling sukses, siapa yang seharusnya menjadi apa, siapa yang mendapat semua penghargaan,
siapa yang menjadi pemenang -- Anda harus mengambil kesimpulan bahwa
tujuan utama dari pendidikan publik di seluruh dunia adalah untuk menghasilkan profesor
universitas. Iya kan?
Mereka adalah
orang-orang yang tampil paling atas. Tetapi anda tahu, kita tidak seharusnya menganggap mereka
sebagai puncak dari pencapaian umat manusia. Mereka hanyalah sebuah bentuk kehidupan, salah satu bentuk kehidupan. Tetapi
mereka memang menarik.
Ada sesuatu yang
menarik mengenai profesor --
tidak semuanya, tetapi
pada umumnya - mereka hidup di dalam kepala mereka. Mereka hidup di atas sana, dan sedikit
ke satu sisi.
Mereka terlepas dari
tubuhnya, anda tahu, dalam artian yang sebenarnya. Mereka melihat tubuh mereka sebagai salah satu bentuk transportasi
untuk kepala mereka, ya kan? Tubuh adalah alat untuk membawa kepala mereka ke
pertemuan.
Jika anda ingin
mendapatkan bukti akan pengalaman keluar dari tubuh, jadi, datanglah ke konferensi pertemuan para akademisi senior, dan datanglah ke acara disko pada malam
terakhir. Dan di sana anda akan melihat, lelaki dan perempuan dewasa bergoyang tidak terkendali, keluar dari
irama, menanti sampai semuanya berakhir supaya
mereka bisa pulang ke rumah dan menulis tulisan mengenai acara tersebut.
Sekarang sistem
pendidikan kita dilandasi oleh ide kemampuan akademis. Dan ada alasannya. Keseluruhan sistem diciptakan -- di
seluruh dunia, dulu
tidak ada sistem
pendidikan publik, sebelum abad ke 19. Sistem-sistem ini muncul untuk memenuhi kebutuhan
industrialisasi.
Jadi hirarki yang
terjadi muncul didasari atas dua ide. Ide pertama, subjek yang paling berguna
untuk pekerjaan
berada di urutan
teratas. Jadi anda mungkin diarahkan menjauhi hal-hal tertentu di sekolah pada waktu
anda masih kecil, hal-hal yang anda sukai, dengan dasar bahwa anda nantinya tidak akan mendapatkan pekerjaan dengan
hal-hal tersebut. Benar kan?
Jangan bermain musik,
kamu tidak akan menjadi musisi; Jangan melakukan seni, kamu tidak akan
menjadi artis.
Nasehat tidak berbahaya
-- tapi sekarang terbukti salah. Seluruh dunia sedang diliputi sebuah revolusi. Dan ide yang kedua adalah kemampuan
akademis, yang telah mendominasi cara pandang kita akan kecerdasan, karena universitas mendesain sistem
dengan citra mereka.
Jika anda berpikir,
keseluruhan sistem
pendidikan publik di
seluruh dunia adalah proses yang berlarut-larut dari persiapan masuk universitas. Dan akibatnya adalah banyak orang-orang
berbakat hebat,
cemerlang dan kreatif
berpikir mereka tidak bisa apa-apa, karena hal-hal yang mereka lakukan
dengan baik di sekolah
tidak dihargai atau
bahkan dianggap buruk.
Dan kita tidak bisa
terus seperti itu.
Sumber: TED.com
, Ken Robinson: How schools kill creativity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar