Semua orang
berbicara tentang kebahagiaan akhir-akhir ini. Ada banyak pembimbingan kebahagiaan. Semua orang ingin membuat orang lain
lebih bahagia.
Tapi meskipun begitu
ada beberapa jebakan nalar
yang membuat hampir
mustahil untuk berpikir jernih tentang kebahagian.
Dan tulisan hari
ini sebagian besar mengenai jebakan-jebakan nalar itu. Ini berlaku bagi kebanyakan orang yang
berpikir tentang kebahagiaan mereka sendiri, dan juga berlaku bagi kaum terpelajar
yang berpikir mengenai kebahagiaan, karena kenyataannya kita sama
"parah"-nya dengan orang lain. Jebakan pertama adalah keengganan untuk mengakui
kerumitan.
Kenyataannya kata
kebahagiaan itu
tidak terlalu berarti
lagi karena kita menggunakannya untuk terlalu
banyak hal yang berbeda.
Saya pikir kita bisa batasi
maknanya menjadi hanya satu arti tertentu tetapi secara umum ini akan menjadi suatu pengorbanan dan kita harus menerima pandangan yang
lebih kompleks
tentang arti
kesejahteraan.
Perangkap kedua adalah
adanya kerancuan antara pengalaman dan ingatan: pada dasarnya ini adalah soal merasa
bahagia dalam hidup anda
dan merasa senang
tentang hidup anda,
atau merasa senang
dengan hidup anda.
Dan kedua hal itu
merupakan dua konsep yang sangat berbeda, dua hal itu adalah ganjalan dalam teori
kebahagiaan.
Dan yang ketiga adalah
ilusi yang timbul karena pemusatan perhatian, dan kenyataan pahit bahwa kita tidak
mampu memikirkan apapun
yang berpengaruh pada
kesejahteraan
tanpa membiaskan apa
yang penting.
Jadi ini benar-benar
sebuah perangkap nalar yang tidak bisa dihindari.
Kita tahu
tentang sesuatu yang mengontrol kepuasan dalam kebahagiaan diri. Kita tahu bahwa uang itu sangat penting, tujuan adalah sangat penting. Kita tahu bahwa kebahagiaan pada
dasarnya adalah
merasa puas dengan
orang-orang yang kita sukai,
menghabiskan waktu
dengan orang-orang yang kita sukai. Ada banyak kesenangan-kesenangan lain,
namun hal ini mendominasi.
Jadi, bila Anda ingin
memaksimalkan kebahagiaan dalam dua diri, Anda akan berakhir melakukan dua hal yang sangat berbeda. Pada dasarnya adalah kita seharusnya tidak usah memikirkan
kebahagiaan
sebagai sebuah
pengganti kesejahteraan.
Itu adalah dua hal yang
berbeda.
sumber: TED.com
, Daniel Kahneman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar