Masalah utama
dengan working memory
adalah ia mempunyai
keterbatasan.
Ia memiliki kapasitas
yang terbatas, daya tahan yang terbatas, serta fokus yang terbatas. Kita biasanya mampu mengingat sekitar
empat macam hal.
Ya? Dulunya tujuh, tapi hasil pemeriksaan MRI fungsional,
ternyata hanya empat,
dulu kita melampau
target.
Sekarang kita bisa
mengingat keempat hal itu
selama 10-20 detik kecuali bila kita melakukan sesuatu
dengannya,
kalau kita tidak
memproses informasi itu, tidak menerapkannya pada sesuatu, kalau kita tidak membicarakannya dengan
seseorang.
Kalau kita
berpikir tentang working memory, kita harus menyadari bahwa kapasitasnya
yang terbatas ini
memiliki berbagai
dampak pada kita.
Pernahkah Anda berjalan
dari satu ruangan ke ruangan lainnya dan lalu lupa kenapa Anda ada di sana? Anda tahu solusinya, kan? Anda kembali lagi ke ruangan yang
pertama. Pernahkah Anda kelupaan kunci? Apa Anda pernah kelupaan mobil? Apa Anda pernah kelupaan anak-anak Anda? Pernahkah Anda terlibat dalam suatu
percakapan,
dan Anda menyadari
bahwa percakapan yang berlangsung di sisi kiri Anda ternyata lebih menarik? Jadi Anda
mengangguk dan tersenyum,
tapi Anda baru
benar-benar memperhatikan percakapan yang berlangsung ketika Anda mendengar intonasi bicara
lawan bicara Anda naik,
dan Anda menyadari, seseorang menanyakan pertanyaan pada
Anda. Dan Anda benar-benar berharap jawabannya adalah tidak. karena Anda ingin bilang tidak. Paparan tadi mengenai working memory, apa yang bisa dan tidak bisa kita
lakukan.
Kita perlu menyadari
bahwa working memory
memiliki kapasitas yang
terbatas,
dan bahwa kapasitas
working memory tergantung pada cara kita menegosiasikannya. Kita menegosiasikannya melalui strategi.
Jadi saya ingin
membahas sedikit tentang beberapa strategi di sini, dan ini akan menjadi sangat penting karena Anda saat ini berada di
lingkungan yang sangat kaya dengan informasi untuk beberapa hari ke depan. Nah, bagian pertamanya adalah kita perlu
memikirkan
dan memahami eksistensi
diri kita, kehidupan kita,
segera dan berulang
kali. Kita perlu memahami apa yang sedang
terjadi
ketika ia terjadi,
bukan 10 menit setelahnya,
bukan seminggu
kemudian, tapi seketika itu juga. Jadi kita perlu mempertimbangkan, nah,
apa saya setuju dengannya?
Apa yang kurang? Apa
yang ingin saya ketahui?
Apa saya setuju dengan
asumsinya?
Bagaimana saya bisa
menerapkannya dalam hidup saya? Ini adalah cara untuk memahami apa yang
sedang terjadi
supaya dapat kita
gunakan di kemudian waktu.
Kita juga perlu
mengulanginya. Kita perlu melatihnya. Jadi kita perlu memikirkannya. Di antaranya, kita ingin membicarakannya
dengan orang lain.
Kita akan menulisnya,
dan ketika Anda di rumah,
keluarkan catatan itu
dan pikirkan lagi
dan melatihnya
sepanjang waktu.
Entah kenapa berlatih
menjadi sesuatu yang negatif.
Padahal berlatih adalah
hal yang sangat positif.
Berikutnya, kita
perlu berpikir secara elaboratif dan kita juga perlu berpikir secara
ilustratif.
Seringkali, kita
berpikir bahwa kita perlu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang sudah ada sebelumnya.
Yang ingin kita lakukan
adalah untuk memutar-balikkannya. Kita ingin menggunakan segenap
keberadaan kita
untuk membungkus
pengetahuan baru itu
dan menjadikannya
saling terhubung, sehingga pengetahuan ini menjadi lebih berarti. Kita juga ingin menggunakan imaginasi.
Karena kita diciptakan untuk melihat bentuk visual. Kita harus memanfaatkan hal itu. Visualisasikan berbagai hal, tuliskan seperti itu. Kalau Anda membaca sebuah buku,
visualisasikan.
Yang terakhir
adalah organisasi dan dukungan. Kita adalah mesin-pembuat-arti. Manusia
memang begitu.
Kita mencoba mencari
tahu arti di balik segala hal yang terjadi pada diri kita. Organisasi memang bisa membantu, jadi
kita butuh mengorganisir
hal-hal yang kita
lakukan sehingga ia masuk akal. Kalau kita menyediakan pengetahuan dan
pengalaman,
kita perlu
mengorganisirnya.
Dan yang
terakhir adalah dukungan.
Kita semua mulai
sebagai pemula.
Semua yang kita lakukan
adalah percobaan untuk menjadi lebih canggih. Kita seharusnya sudah tahu ia akan
berubah seiring waktu. Kita harus mendukungnya. Dukungan itu bisa jadi dalam bentuk
bertanya kepada orang lain,
memberikan mereka
sehelai kertas berisikan struktur organisasi atau beberapa gambar yang mengarahkan, tapi kita perlu mendukungnya.
Nah, yang
terakhir, pesan yang dapat Anda ambil dari sudut pandang kapasitas working
memory adalah ini:
Apa pun yang kita
proses, kita pelajari.
Kalau kita tidak
memahami hidup, kita tidak benar-benar hidup. Benar-benar hiduplah. Terima kasih.
Sumber: TED.com , Peter Doolittle: How your “working
memory” makes sense of the world
Tidak ada komentar:
Posting Komentar