Sabtu, 06 Desember 2014

Strategi Menggunakan Working Memory



Masalah utama dengan working memory adalah ia mempunyai keterbatasan. Ia memiliki kapasitas yang terbatas, daya tahan yang terbatas, serta fokus yang terbatas. Kita biasanya mampu mengingat sekitar empat macam hal. Ya? Dulunya tujuh, tapi hasil pemeriksaan MRI fungsional, ternyata hanya empat, dulu kita melampau target. Sekarang kita bisa mengingat keempat hal itu selama 10-20 detik kecuali bila kita melakukan sesuatu dengannya, kalau kita tidak memproses informasi itu, tidak menerapkannya pada sesuatu, kalau kita tidak membicarakannya dengan seseorang.

Kalau kita berpikir tentang working memory, kita harus menyadari bahwa kapasitasnya yang terbatas ini memiliki berbagai dampak pada kita. Pernahkah Anda berjalan dari satu ruangan ke ruangan lainnya dan lalu lupa kenapa Anda ada di sana? Anda tahu solusinya, kan? Anda kembali lagi ke ruangan yang pertama. Pernahkah Anda kelupaan kunci? Apa Anda pernah kelupaan mobil? Apa Anda pernah kelupaan anak-anak Anda? Pernahkah Anda terlibat dalam suatu percakapan, dan Anda menyadari bahwa percakapan yang berlangsung di sisi kiri Anda ternyata lebih menarik? Jadi Anda mengangguk dan tersenyum, tapi Anda baru benar-benar memperhatikan percakapan yang berlangsung ketika Anda mendengar intonasi bicara lawan bicara Anda naik, dan Anda menyadari, seseorang menanyakan pertanyaan pada Anda. Dan Anda benar-benar berharap jawabannya adalah tidak. karena Anda ingin bilang tidak. Paparan tadi mengenai working memory, apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Kita perlu menyadari bahwa working memory memiliki kapasitas yang terbatas, dan bahwa kapasitas working memory tergantung pada cara kita menegosiasikannya. Kita menegosiasikannya melalui strategi.

Jadi saya ingin membahas sedikit tentang beberapa strategi di sini, dan ini akan menjadi sangat penting karena Anda saat ini berada di lingkungan yang sangat kaya dengan informasi untuk beberapa hari ke depan. Nah, bagian pertamanya adalah kita perlu memikirkan dan memahami eksistensi diri kita, kehidupan kita, segera dan berulang kali. Kita perlu memahami apa yang sedang terjadi ketika ia terjadi, bukan 10 menit setelahnya, bukan seminggu kemudian, tapi seketika itu juga. Jadi kita perlu mempertimbangkan, nah, apa saya setuju dengannya? Apa yang kurang? Apa yang ingin saya ketahui? Apa saya setuju dengan asumsinya? Bagaimana saya bisa menerapkannya dalam hidup saya? Ini adalah cara untuk memahami apa yang sedang terjadi supaya dapat kita gunakan di kemudian waktu. Kita juga perlu mengulanginya. Kita perlu melatihnya. Jadi kita perlu memikirkannya. Di antaranya, kita ingin membicarakannya dengan orang lain. Kita akan menulisnya, dan ketika Anda di rumah, keluarkan catatan itu dan pikirkan lagi dan melatihnya sepanjang waktu. Entah kenapa berlatih menjadi sesuatu yang negatif. Padahal berlatih adalah hal yang sangat positif.

Berikutnya, kita perlu berpikir secara elaboratif dan kita juga perlu berpikir secara ilustratif. Seringkali, kita berpikir bahwa kita perlu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Yang ingin kita lakukan adalah untuk memutar-balikkannya. Kita ingin menggunakan segenap keberadaan kita untuk membungkus pengetahuan baru itu dan menjadikannya saling terhubung, sehingga pengetahuan ini menjadi lebih berarti. Kita juga ingin menggunakan imaginasi. Karena kita diciptakan untuk melihat bentuk visual. Kita harus memanfaatkan hal itu. Visualisasikan berbagai hal, tuliskan seperti itu. Kalau Anda membaca sebuah buku, visualisasikan.
 
Yang terakhir adalah organisasi dan dukungan. Kita adalah mesin-pembuat-arti. Manusia memang begitu. Kita mencoba mencari tahu arti di balik segala hal yang terjadi pada diri kita. Organisasi memang bisa membantu, jadi kita butuh mengorganisir hal-hal yang kita lakukan sehingga ia masuk akal. Kalau kita menyediakan pengetahuan dan pengalaman, kita perlu mengorganisirnya.

Dan yang terakhir adalah dukungan. Kita semua mulai sebagai pemula. Semua yang kita lakukan adalah percobaan untuk menjadi lebih canggih. Kita seharusnya sudah tahu ia akan berubah seiring waktu. Kita harus mendukungnya. Dukungan itu bisa jadi dalam bentuk bertanya kepada orang lain, memberikan mereka sehelai kertas berisikan struktur organisasi atau beberapa gambar yang mengarahkan, tapi kita perlu mendukungnya.

Nah, yang terakhir, pesan yang dapat Anda ambil dari sudut pandang kapasitas working memory adalah ini: Apa pun yang kita proses, kita pelajari. Kalau kita tidak memahami hidup, kita tidak benar-benar hidup. Benar-benar hiduplah. Terima kasih.

Sumber: TED.com , Peter Doolittle: How your “working memory” makes sense of the world

Tidak ada komentar:

Posting Komentar