Minggu, 21 Desember 2014

Satu Sisi Kebahagiaan



Jadi mari kita lakukan sebuah percobaan terhadap pikiran kita. Bayangkan jika liburan Anda selanjutnya, Anda tahu pada akhir liburan semua foto-foto Anda akan rusak, dan Anda akan meminum obat penghapus ingatan sehingga tidak mengingat apa-apa. Nah, apakah Anda akan memilih liburan yang sama?. Meski Anda memilih liburan lain, akan tetap terjadi konflik antara kedua sisi itu. Dan Anda butuh memikirkan jalan keluar dari konflik itu, dan sebenarnya tidak semua mudah dimengerti karena, jika Anda berpikir berdasarkan waktu, maka Anda akan mendapat satu jawaban. Dan bila Anda berpikir berdasarkan ingatan, kalian juga bisa mendapatkan jawaban yang lain. Kenapa kita memilih liburan yang kita lakukan, hal ini adalah sebuah masalah yang kita hadapi dari sebuah pilihan diantara kedua diri kita.

Saat ini, kedua diri kita memunculkan dua teori kebahagiaan. Tetapi terhadap diri kita, kedua konsep kebahagiaan itu hanya bisa diterapkan salah satu dari konsep itu. Jadi anda bisa tanya tentang: Seberapa bahagia sisi yang mengalami itu ? Dan anda bisa tanya tentang: Seberapa bahagia momen-momen dalam hidup sang sisi yang mengalami ? Dan semua itu -- kebahagian dalam tiap momen adalah sebuah proses yang rumit. Emosi-emosi apa saja yang bisa diukur? Bila Anda bertanya tentang kebahagiaan dalam sisi yang mengingat akan menjadi suatu hal yang sangat berbeda. Ini bukan mengenai seberapa bahagia kehidupan seseorang, ini adalah mengenai seberapa puas seseorang ketika ia memikirkan tentang hidupnya. Hal yang sangat berbeda.

Alasan lain kita tidak dapat berpikir jernih mengenai kebahagiaan karena kita tidak memperhatikan hal yang sama ketika kita berpikir tentang kehidupan, dan ketika kita menjalani hidup. Jadi, kalau Anda menanyakan pertanyaan sederhana tentang seberapa bahagia orang-orang di desa, Anda tidak akan mendapat jawaban yang tepat. Ketika Anda menanyakan hal itu, Anda berpikir orang-orang pasti lebih bahagia di desa, dibandngkan, sebut saja, orang yang hidup di kota. Dan yang terjadi adalah ketika Anda berpikir tetang hidup di desa, Anda memikirkan kesenjangan yang ada antara desa dan tempat-tempat lain, dan kesenjangan itu, sebut saja, ada dalam iklim. Namun, ternyata iklim tidak begitu penting bagi sisi yang mengalami dan bahkan tidak seberapa penting bagi cerminan diri yang memutuskan seberapa bahagia seseorang itu. Sekarang, karena cerminan diri itu lebih berkuasa, Anda mungkin akan memutuskan -- beberapa orang mungkin akan memutuskan pindah ke desa. Dan menarik untuk diikuti apa yang kemudian terjadi pada orang-orang yang pindah ke desa dengan harapan lebih bahagia. Sisi yang mengalami dari diri mereka tidak akan menjadi lebih bahagia. Kita tahu itu. Namun satu hal akan terjadi. Mereka pikir mereka lebih bahagia, karena, ketika memikirkan kebahagiaan mereka teringat pada seberapa buruk iklim di kota. Dan mereka akan merasa kalau mereka membuat keputusan tepat.

sumber: TED.com , Daniel Kahneman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar