Senin, 01 Desember 2014

Anda Harus Memilih



Kalau pilihan itu berdampak pada Anda, maka Anda sendiri yang harus memilih. Ini satu-satunya cara untuk memastikan agar selera dan kepentingan Anda benar-benar diperhatikan. Ini penting kalau mau berhasil. Di Amerika, titik berat utama sebuah pilihan ada pada individu itu sendiri. Orang harus memilih untuk dirinya sendiri, kadang sampai bersikukuh, tidak peduli apa yang orang lain inginkan atau sarankan. Namanya "Jujur pada diri sendiri." Tapi apa benar semua orang cocok dengan gaya memilih seperti ini?

Generasi pertama anak-anak imigran sangat dipengaruhi konsep memilih orang tua mereka. Bagi mereka, pilihan itu bukan sekadar cara menyatakan dan menegaskan siapa mereka, tapi usaha menjadi bagian dari komunitas dan keselarasan dengan tunduk pada pilihan orang-orang yang mereka percayai dan hormati. Bahkan ketika berusaha jujur pada diri sendiri, diri yang dimaksud, hampir selalu terdiri dari, bukan individu tapi kolektif. Keberhasilan juga tentang memuaskan orang-orang dekat mereka selain untuk memuaskan diri mereka sendiri. Atau, dengan kata lain selera orang per orang dibentuk oleh selera orang-orang tertentu lainnya.

Jadi asumsi bahwa kinerja seseorang itu terbaik ketika orang itu bebas memilih hanya berlaku jika orang itu tidak punya orang dekat. Di mana sebaliknya, ketika dua atau lebih orang merasa bahwa pilihan dan hasil pilihannya dengan kuat saling mempengaruhi, mereka bisa mempengaruhi keberhasilan masing-masing kalau mereka memilih secara kolektif. Memaksa mereka memilih dengan seleranya sendiri, bisa merusak baik kinerja maupun hubungan mereka. Padahal justru itulah yang dituntut paradigma orang Amerika. Paradigma itu nyaris tidak peduli akan hubungan dengan orang lain atau kenyataan bahwa orang bisa salah. Paradigma itu menganggap pilihan sebagai tindakan pribadi dan merupakan ciri diri. Mereka yang tumbuh dengan paradigma itu mungkin terpacu oleh paradigma itu. Tapi adalah salah kalau kita berasumsi bahwa tekanan ketika harus memilih sendiri itu hal yang wajar buat semua orang.

Sumber: TED.com , Sheena Iyengar: The art of choosing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar