Kamis, 23 Oktober 2014

Meniru


Jika kamu melihat pada pengetahuan psikologi kontemporer, ternyata bahkan kita tidak mungkin bisa masuk dalam kelompok orang tanpa secara insting meniru opini mereka. Bahkan mengenai hal yang kelihatannya pribadi dan mendalam seperti orang yang kamu tertarik padanya, kamu akan mulai meniru kepercayaan orang di sekitar kamu tanpa menyadari bahwa itu yang sedang kalian lakukan.
 
Dan kelompok-kelompok mengikuti opini-opini dengan cara yang dikenal dari orang yang paling dominan dan karismatik di ruangan, walaupun tidak ada hubungan antara menjadi pembicara terbaik dan mempunyai ide terbaik. Jadi ... Kamu mungkin mengikuti orang dengan ide terbaik, tapi mungkin tidak. Dan apakah kamu benar-benar ingin menyerahkannya pada untung-untungan? Lebih baik untuk semua orang untuk pergi sendiri-sendiri, menghasilkan ide mereka sendiri, terbebaskan dari distorsi dan dinamika kelompok, dan kemudian datang kembali bersama sebagai sebuah tim untuk berbicara pada mereka dalam lingkungan yang dikelola dengan baik dan mendapatkannya dari sana.

Sekarang jika ini semua benar, maka mengapa kita melakukannya dengan sangat salah? Mengapa kita membuat sekolah kita dengan seperti ini dan di tempat kerja kita? Dan mengapa kita membuat orang-orang introver merasa sangat bersalah mengenai keinginannya untuk sendiri dalam beberapa waktu? Satu jawaban berada jauh dalam sejarah kebudayaan kita. Masyarakat barat, dan khususnya di AS, selalu lebih menyukai tindakan seseorang daripada renungan "seseorang". Tapi dalam masa awal Amerika, mereka hidup dalam masa yang para sejarawan sebut sebuah kultur karakter, di mana mereka masih, pada masa itu, menghargai orang terhadap diri dan kejujuran moral mereka. Dan jika kamu lihat pada buku motivasi-diri sekarang, mereka semua punya judul seperti "Karakter, Hal Paling Penting di Dunia." Dan mereka menampilkan model panutan seperti Abraham Lincoln yang dipuji karena kesederhanaannya dan tidak sombong. Ralph Waldo Emerson menyebutnya "Seorang yang tidak terganggu oleh superioritas."

Namun ketika kita sampai pada abad ke-20 dan kita memasuki sebuah kultur baru yang para sejarawan sebut kultur kepribadian. Apa yang terjadi adalah bahwa kita telah berubah dari ekonomi agrikultur menjadi dunia bisnis besar. Dan tiba-tiba orang berpindah dari kota kecil ke kota besar. Dan daripada bekerja bersama orang yang telah mereka kenal selama hidup mereka, sekarang mereka harus membuktikan diri mereka pada kumpulan orang asing. Jadi, bisa sedikit dimengerti, kualitas seperti daya tarik dan karisma tiba-tiba menjadi terlihat sangat penting. Dan pastinya, buku-buku motivasi-diri berubah untuk memenuhi kebutuhan baru ini dan mereka mulai punya judul seperti "Bagaimana Memenangkan Pertemanan dan Mempengaruhi Orang Lain." Dan mereka menampilkan sebagai model mereka pedagang yang sangat hebat. Jadi itulah dunia yang kita jalani hari ini. Itulah warisan budaya kita.

Sumber: TED.com , Susan Cain: The power of introverts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar