Kita mensintesis kebahagiaan, tapi kita berpikir bahwa kebahagiaan adalah sesuatu untuk ditemukan. Anda tidak perlu saya memberikan contoh orang mensintesis kebahagiaan, Saya duga, walaupun saya akan menunjukkan beberapa bukti percobaan, Anda tidak perlu mencari bukti jauh-jauh.
Saya mengambil koran The New York Times dan mencoba
menemukan contoh orang mensintesis kebahagiaan. Dan
inilah tiga orang yang sedang mensintesis kebahagiaan. "Anda
lebih baik secara fisik, finansial, emosional, mental dan
hampir dalam hal lainnya." "Tidak semenit pun menyesalinya. Ini
adalah pengalaman yang berharga." "Saya percaya hasilnya adalah yang
terbaik."
Siapakah orang-orang yang sangat berbahagia ini? Yang
pertama adalah Jim Wright. Beberapa
dari Anda cukup dewasa untuk ingat: dia mantan ketua House of Representatives
AS. dan dia mengundurkan diri dengan tidak
terhormat ketika seorang Republikan muda bernama Newt Gingrich mengetahui
tentang transaksi mencurigakan yang dilakukannya. Dia
kehilangan segalanya. Demokrat paling kuat di negeri ini,dia kehilangan
segalanya. Dia
kehilangan uang, kekuasaan, Apa
yang dia katakan tentang hal ini bertahun-tahun kemudian? "Saya
lebih baik secara fisik, finansial, mental dan
hampir dalam hal lainnya."Dalam hal lain apa lagi dia lebih baik? Secara
sayur-mayur? Mineral? Hewani? Semuanya sudah tercakup.
Moreese Bickham adalah seseorang yang belum pernah Anda
dengar. Moreese Bickham mengucapkan kata-kata ini
ketika dibebaskan dari penjara. Dia
berusia 78 tahun. Dia menghabiskan 37 tahun di Penjara
Negara Bagian Louisiana untuk sebuah kejahatan yang tidak dia lakukan. Dia
akhirnya terbukti tidak bersalah, di usia
78 tahun, lewat bukti DNA. Dan apa
yang dia katakan tentang pengalaman ini? "Tidak
semenit pun saya menyesalinya. Ini adalah pengalaman yang mulia." Mulia!
Dia tidak bilang, "Yah,
tahu sendiri, ada beberapa orang baik. Ada gymnya." "Mulia," sebuah
kata yang umumnya dipakai untuk suatu pengalaman beragama.
Harry S. Langerman mengucapkan kata-kata ini, dan dia
adalah seseorang yang mungkin Anda bisa tahu tapi tidak, karena di tahun 1949
dia membaca artikel kecil di koran tentang
kios hamburger milik dua bersaudara yang bernama McDonalds. Dia
berpikir, "Ini ide yang sangat baik!" Jadi
dia mendatangi mereka. Mereka bilang, "Anda
boleh beli waralaba ini untuk 3.000 dolar." Harry
kembali ke New York, meminta tolong saudaranya seorang investor di bank untuk
meminjamkan 3.000 dolar untuk dia. dan
kata-kata saudaranya adalah, "Idiot
kamu, tidak ada orang yang makan hamburger." Dia
tidak meminjamkan uang itu, dan tentu saja, 6 bulan kemudian Ray
Croc memiliki ide yang persis sama. Ternyata
orang-orang memang suka makan hamburger, dan Ray
Croc, untuk beberapa saat, menjadi orang terkaya di Amerika.
Dan akhirnya -- anda tahu, di seluruh dunia -- Sebagian
dari anda mungkin pernah melihat foto Pete Best yang masih muda, dia
adalah pemain drum asli The Beatles, sampai
suatu hari mereka menugaskan dia melakukan sesuatu dan kabur dan
mengajak Ringo dalam suatu tour. Nah,
tahun 1994 waktu Pete Best diwawancara --
memang dia masih menjadi pemain drum; memang dia seorang musisi studio -- dia
bilang seperti ini: "Saya lebih bahagia daripada kalau saya tetap jadi
anggota the Beatles."
Oke. Ada sesuatu yang penting yang dapat kita pelajari dari
orang-orang ini, dan
sesuatu itu adalah rahasia kebahagiaan. Inilah
dia, akhirnya terungkap. Pertama:
kumpulkan kekayaan, kekuasaan, dan prestise, lalu
lepaskan semuanya itu. Kedua:
sebisa mungkin habiskan kebanyakan hidup anda di penjara. Ketiga: jadikan orang
lain sangat, sangat kaya. Dan terakhir: jangan pernah gabung dengan the
Beatles.
OK. Sekarang, seperti Ze Frank, dapat mengira apa yang ada
di pikiran kita, yaitu:
"Masa sih?" Karena ketika orang
mensintesis kebahagiaan, seperti layaknya orang-orang ini, kita
semua tersenyum, tetapi kita memutar bola mata dan berkata, "Masa
sih, Anda tidak benar-benar mau pekerjaan itu." "Masa
sih. Anda tidak punya
banyak persamaan dengan dia, dan
Anda baru sadar begitu dia melemparkan
cincin tunangannya ke muka Anda."
Sumber: TED.com , Dan Gilbert: The surprising science of
happiness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar