Ada penyair Amerika luar biasa Ruth Stone, kini berumur 90an, tapi telah menulis puisi sepanjang hidupnya. Ruth bercerita saat tumbuh di pedesaan Virginia, saat dia bekerja di ladang, dan dia merasakan dan mendengar sebuah puisi datang jauh dari ujung cakrawala. Bagaikan rentetan air yang menggelegar. Datang menghantam Ruth di ladang. Ruth merasakannya, karena getaran bumi tempat Ruth berpijak. Hanya ada satu hal yang dapat dilakukannya saat itu, yaitu "berlari seperti dikejar setan." Dan Ruth berlari ke rumahnya, dengan puisi itu mengejarnya, untuk secepat mungkin mendapatkan kertas dan pensil agar saat puisi itu menembus dirinya, Ruth bisa menangkapnya dan mengurungnya dalam tulisan. Terkadang Ruth tidak cukup cepat, Ruth terus berlari dan berlari dan berlari, dan sebelum sampai rumah puisi itu telah menembusnya dan Ruth pun melewatkannya lalu puisi itu terus mengalir meninggalkan Ruth, mencari, seperti katanya, "seorang penyair lain" Ada kalanya lagi, ini bagian yang tak terlupakan, Ruth bilang ada saat dimana dia hampir melewatkannya. Lalu saat Ruth berlari ke dalam rumah dan mencari kertas, puisi itu menembus tubuhnya, di saat yang sama Ruth meraih sebuah pensil, lalu Ruth berkata dia mengulurkan tangan yang satunya mencoba menangkap puisi itu. Ruth menangkap puisi itu di ekornya, dan menarik puisi itu kembali ke arahnya sambil berusaha menuliskannya di kertas. Saat itu juga, puisi tersebut tertulis di kertas dengan utuh dan sempurna, tetapi terbalik, dari kata terakhir ke depan. Luar biasa, seperti itulah proses kreatif.
Contoh kontemporer terbaik ada pada
musisi Tom Waits. Tom,
dalam sebagian besar hidupnya, dia menjadi perwujudan seniman
modern kontemporer yang tersiksa, yang
berusaha mengontrol, mengatasi dan menguasai kreatifitas
impulsif yang tak terkontrol yang
sepenuhnya terjadi dalam jiwanya.
Lalu Tom menjadi semakin dewasa dan tenang dan
suatu hari Tom menyetir di jalur cepat di Los Angeles, dan di sini semuanya
berubah baginya. Sambil
menyetir, tiba-tiba Tom
mendengar sepotong melodi masuk ke kepalanya seperti laiknya sebuah inspirasi,
perlahan dan menggoda dan Tom
menginginkannya, begitu indah. Tom
mengharapkannya, tapi tanpa daya untuk menangkapnya. Saat
itu Tom tak memiliki kertas ataupun pensil, tak ada
alat rekaman di dekatnya.
Dan Tom mulai merasa gelisah "Aduh,
aku akan kehilangan melodi ini, lalu
akan terus dihantui lagu ini selamanya. Aku
begitu payah dan tak mampu." Lalu
bukannya panik, dia berhenti. Dia
hentikan seluruh proses mental tadi dan ia
lakukan sesuatu yang sangat baru. Tom memandang
ke langit, dan berkata,"Maaf, tidakkah kamu lihat saya sedang
menyetir?" "Memangnya
saya bisa menulis lagu saat ini? Jika
kamu memang ingin berwujud, kembalilah di waktu yang tepat saat
saya bisa meladenimu. Jika tidak, ganggulah orang lain. Ganggulah
Leonard Cohen."
Dan sejak itu, proses kerja Tom berubah. Bukan
karyanya, mereka tetap kelam seperti biasa. Tetapi
prosesnya, dan kegelisahan di sekitarnya terbebaskan
saat Tom merelakan jin, kejeniusannya yang
hanya bisa merepotkan, dan mengembalikannya ke asalnya menyadarkan
Tom bahwa kreatifitas tidaklah harus menyiksa. Kreatifitas
dapat berupa kolaborasi istimewa, indah dan unik. Sebuah
percakapan antara Tom dan sesuatu yang aneh yang
bukan sepenuhnya Tom.
Karena -- Intinya
begini, OK -- beberapa
abad yang lalu di padang pasir Afrika Utara orang
biasa berkumpul untuk tarian rembulan dan musik yang sakral yang
terus berlangsung hingga fajar. Penampilan
mereka selalu luar biasa, karena penari tersebut profesional dan
begitu hebat. Tapi
sesekali, sangat jarang, sesuatu yang lain terjadi, dan
salah satu penari itu akan mengalami transendensi. Saya tahu Anda mengerti apa
yang saya maksud. Karena
kita semua pernah melihatnya, tarian yang transendental. Waktu
pun seakan berhenti dan
penari itu seakan menembus suatu portal. Dia
tidak melakukan sesuatu yang berbeda dengan 1,000 malam sebelumnya, hanya
saja segalanya jadi selaras. Mendadak penari tersebut tidak lagi tampak sekedar
manusia. Dia bercahaya dari dalam, dan dari bawah, dia
bercahaya dengan api ilahiah.
Masalahnya, pada pagi hari berikutnya, saat
penari itu bangun tidur, Menyadari
hari itu adalah Selasa, pukul 11 siang dan dia bukan lagi keajaiban. Penari
itu hanya manusia tua dengan lutut yang rewel, dan
mungkin tidak akan pernah transendensi lagi. Mungkin
tidak akan ada lagi yang memanggil saat dirinya menari lalu
apa tersisa baginya? Ini
berat. Ini adalah salah satu penyelesaian terberat
yang harus dijalani sebagai
seniman. Mungkin penyelesaian itu tidak harus dipenuhi
kekalahan jika
pada dasarnya kita tidak beranggapan bahwa sisi
luar biasa karya kita tidak bersumber dari diri pribadi. Tapi
jika Anda percaya bahwa itu adalah pinjaman dari
suatu sumber misterius, yang akan dialihkan saat selesai, kepada orang lain. Pemikiran
seperti itu dapat mengubah segalanya.
Sumber: TED.com , Elizabeth Gilbert: Your elusive creative
genius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar