Jumat, 10 Oktober 2014

Mensintesis Kebahagiaan



Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa kebahagiaan sintesis adalah senyata dan juga dapat dirasa seperti kebahagiaan yang Anda temui ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. Kebahagiaan! "Yang saya dapatkan lebih baik dari apa yang saya pikir! Yang saya gak dapatkan jelek!" Itulah sintesis kebahagiaan.

Sekarang, kalau psikolog menunjukkan anda grafik bar, Anda tahu bahwa mereka menunjukkan rata-rata dari banyak orang. Walaupun begitu, kita semua memiliki kekebalan psikologis, kemampuan untuk mensintesis kebahagiaan, tapi sebagian dari kita melakukan hal ini lebih baik dari yang lain. Dan dalam beberapa situasi, orang dapat melakukannya lebih efektif daripada di dalam situasi yang lain. Ternyata kebebasan -- dapatnya kita memastikan dan mengubah pikiran kita -- adalah teman dari kebahagiaan natural, karena dengannya kita dapat memilih antara semua keindahan masa depan dan menemukan mana yang paling kita sukai. Tapi kebebasan untuk memilih -- untuk mengubah dan memastikan pikiran kita -- adalah musuh dari kebahagiaan sintesis. 

Sistem kekebalan psikologis bekerja paling baik ketika kita macet, ketika kita terjebak. Ini adalah perbedaan antara pacaran dan pernikahan. Maksudnya, Anda pacaran dengan seorang pria, dan dia suka mengupil; Anda tidak pacaran lagi sama dia. Anda menikah dengan pria yang suka mengupil? Yeah, dia berhati emas; jangan sentuh kuenya. Benar kan? Anda menemukan cara untuk bahagia dengan apa yang telah terjadi. Sekarang saya akan menunjukkan bahwa orang-orang tidak tahu hal ini di dalam diri mereka dan tidak tahu kalau ini dapat sangat merugikan kita.

The Bard berkata sesuatu yang paling tepat, tapi dia berkata dengan hiperbola: "Tidak ada baik atau buruk / Tetapi berpikir membuatnya begitu." Puisi yang baik, tetapi tidak terlalu tepat. Benarkah tidak ada yang baik atau buruk? Apakah operasi kandung empedu dan jalan-jalan ke Paris adalah hal yang sama? Ini seperti tes IQ dengan satu pertanyaan. Mereka tidak mungkin sama.

Dalam prosa yang lebih muluk, tapi mungkin lebih dekat dengan kebenaran, adalah bapak kapitalisme modern, Adam Smith, dan dia berkata seperti ini. Ini patut dipikirkan: "Sumber utama dari kesedihan dan ketidakteraturan hidup manusia tampaknya muncul dari berpikir terlalu keras tentang perbedaan antara satu situasi permanen dengan yang lainnya ... Beberapa dari situasi-situasi ini memang, tak dapat disangkal, lebih layak untuk dipilih, tetapi tak ada yang layak untuk dikejar dengan semangat dan keberanian yang akan membawa kita melanggar aturan-aturan norma atau sistem peradilan, atau merusak indahnya masa depan di benak kita, baik karena merasa malu mengingat kebodohan kita sendiri,atau karena menyesal melihat buruknya ketidakadilan kita." Dengan kata lain: memang, beberapa hal lebih baik dari yang lainnya.

Kita pasti punya pilihan yang akan membawa kita ke satu kondisi di depan dan bukan yang lainnya Tapi jika pilihan itu membawa kita terlalu kuat dan terlalu cepat karena kita telah berlebihan menilai perbedaan antara dua masa depan ini, kita berada dalam bahaya. Ketika ambisi kita terkungkung, ia akan membuat kita merasa senang. Ketika ambisi kita tidak terkungkung, ia akan membawa kita untuk berbohong, berbuat curang, mencuri, menyakiti orang lain, dan mengorbankan hal-hal yang lebih berarti. Ketika rasa takut kita terkungkung, kita bijak, kita berhati-hati, kita berpikir. Ketika rasa takut kita tak terkungkung dan menjadi berlebihan, kita menjadi sembrono, dan pengecut.

Pelajaran yang ingin di sampaikan adalah bahwa hasrat dan kekhawatiran kita biasanya terlalu dilebih-lebihkan, karena kita memiliki kapasitas untuk merekayasa hal yang terus-menerus kita kejar saat kita memilih pengalaman.

Sumber: TED.com , Dan Gilbert: The surprising science of happiness

Tidak ada komentar:

Posting Komentar