Menjadi
pengusaha merupakan salah satu cara untuk bisa menjadi kaya. Salah satu
penelitian meyebutkan dari 100 kaya yang diteliti di US, 74 orang berlatar
belakang pengusaha. Secara logika memang menjadi pengusaha memberi kemungkinan
penghasilan lebih besar karena sumber penghasilannya tidak terbatas.
Kalau jadi
karyawan kita hanya mendapatkan sumber hasil dari yang mempekerjakan, artinya
hanya 1 sumber. Jadi kalau ada orang berprofesi sebagai karyawan TANPA memiliki
usaha tapi sumbernya beragam, dicurigai penghasilannya haram :P
Kembali ke
masalah. Walaupun memiliki sumber tak terbatasi karena pengusaha memiliki
banyak sumber keuangan, dan memiliki peluang tinggi untuk kaya, tapi tidak
semua pengusaha kaya loh *nahloh*. Bahkan salah satu penelitian di UI pernah
mengungkapkan banyak usaha kecil yang tetap kecil dalam 5 tahun bahkan 10
tahun.
Kenapa
begitu ya? Pasti alasannya beragam. Tapi karena membicarakan keuangan maka akan
berbagi dari segi keuangan :) Masalah utama yang harus disadari adalah ketika kita
sadar memiliki penghasilan besar maka tanpa sadar pengeluaran kita juga besar. Cuma
masalahnya kita sering lupa bahwa pengeluaran tadi seharusnya bisa meningkatkan
usaha kita bukan malah mengerogoti usaha. Ada 3 hal yang bisa membuat kita
tetap miskin walau sudah jadi pengusaha...
Pertama,
boros untuk pribadi. Banyak pengusaha menggunakan keuangan di usahanya untuk
keperluan dan pengeluaran pribadinya. Padahal itu uang usahanya. Maka yang
harus dia lakukan agar tidak boros keuangan untuk pribadi adalah :
Pisahkan
uang pribadi dan usaha. Miliki perbedaan pengelolaan diantara keduanya. Boleh
saja kita gunakan uang usaha untuk pribadi atau sebaliknya, namun sifat dan
penanganannya adalah sebagai utang. Kita boleh utang untuk pribadi pinjam dari
usaha atau utang untuk usaha pinjam dari pribadi.
Lalu,
lakukan pencatatan. Banyak pengusaha dalam menjalankan usaha melakukannya
secara "yang penting jalan" tanpa ada pencatatan. Akibatnya pengusaha
tidak pernah bisa mengidentifikasi apakah pengeluarannya memberi hasil ke usaha
atau tidak.
Ketika
pengeluaran tidak memberi hasil penambahan nilai pada usaha kita, maka itu
menjadi pengeluaran pribadi. Artinya kita boros secara pribadi. Jadi untuk
pengusaha mulailah buat pencatatan. Tidak usah terlalu rumit, buat saja spesifikasi
pencatatan untuk masuk & keluar dana.
Selanjutnya,
lakukan pengawasan keuangan dengan pihak ketiga. Walau sudah membuat pemisahan
dan pencatatan tapi tidak ada pengawasan maka semuanya percuma. Pakai pihak
lain untuk membantu. Pekerjakan karyawan, menggunakan software atau memakai
jasa konsultan adalah solusi.
Pengawasan
tidak berarti mahal. Karyawan bisa saja anggota keluarga, konsultan juga bisa
rekan yang tidak harus konsultan 'beneran' :) Yang penting tahu sedikit teori
keuangan dan akuntansi dasar, itu sudah bisa membantu. Eh tapi apa memangnya
akuntansi dasar itu? Sederhana, bisa menjelaskan kemana uang itu keluar dan
dari mana uang itu masuk.
Nah,
setelah boros untuk pribadi, masalah kedua yang membuat anda miskin walau sudah
jadi pengusaha adalah Uang tidak produktif :D
Banyak
uang masuk tapi jika uangnya mandeg maka akan membuat pengusaha menjadi miskin.
Walau secara jumlah bertambah tapi kalau tidak produktif maka uang akan
berkurang nilainya karena inflasi. Karenanya uang harus produktif supaya tidak
turun karena inflasi.
Gimana
caranya? Pakai uang untuk dibelanjakan tapi belanjakan untuk aset produktif
lain. Investasikan dana menganggur tadi ke produk investasi lain. Bila usaha
belum bisa memberi prospek cerah, jangan paksakan; pindahkan dana ke produk
investasi lain. Mungkin hasil tidak besar tapi risikonya kecil. Tujuannya agar
aman tidak terpakai konsumtif dan tidak habis oleh inflasi.
Atau,
pinjamkan dana tersebut dengan benefit yang valuable. Artinya, dari pada dana
kita habis untuk pribadi atau turun karena inflasi, lebih bagus dana tadi
dipinjamkan ke pihak lain yang bisa menambah value usaha kita. Misalkan,
membantu memberi pinjaman ke suplier atau pembeli kita agar jangka panjang
membantu usaha kita.
Naaahhh,
setelah boros pribadi dan uang tidak produktif, yang terakhir adalah: biaya
tinggi penyebab tidak jadi kaya. Biaya menjadi masalah besar karena biaya
membuat pemasukan kita turun. Untuk itu yang harus diperhatikan adalah:
Turunkan
biaya tetap. Biaya tetap tinggi akan menjadi masalah bila usaha kita masih
kecil. Jadi kurangi biaya tetap ini. Lalu kendalikan pengeluaran mendadak dan
tidak teranggarkan. Semua biaya harus dianggarkan pengeluarannya termasuk
pengeluaran yang tidak teranggarkan. Setelah itu, lanjutkan dengan pilih yang
hemat tapi tidak menjadi pelit.
Maksudnya
hemat adalah ketika kita mendapat produk efektif dengan harga efisien. Sedangkan
pelit adalah ketika mendapat produk murah tanpa memikirkan efektifitas
produknya. Jadi, walaupun kita sudah jadi pengusaha, namun bila kita tidak bisa
melakukannya dengan baik maka harapan jadi kaya bisa saja hilang.
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar