Sabtu, 12 September 2015

Kiat Keuangan Usaha



Hasil gambar untuk keuangan usahaMenjadi pengusaha merupakan salah satu cara untuk bisa menjadi kaya. Salah satu penelitian meyebutkan dari 100 kaya yang diteliti di US, 74 orang berlatar belakang pengusaha. Secara logika memang menjadi pengusaha memberi kemungkinan penghasilan lebih besar karena sumber penghasilannya tidak terbatas.

Kalau jadi karyawan kita hanya mendapatkan sumber hasil dari yang mempekerjakan, artinya hanya 1 sumber. Jadi kalau ada orang berprofesi sebagai karyawan TANPA memiliki usaha tapi sumbernya beragam, dicurigai penghasilannya haram :P

Kembali ke masalah. Walaupun memiliki sumber tak terbatasi karena pengusaha memiliki banyak sumber keuangan, dan memiliki peluang tinggi untuk kaya, tapi tidak semua pengusaha kaya loh *nahloh*. Bahkan salah satu penelitian di UI pernah mengungkapkan banyak usaha kecil yang tetap kecil dalam 5 tahun bahkan 10 tahun.

Kenapa begitu ya? Pasti alasannya beragam. Tapi karena membicarakan keuangan maka akan berbagi dari segi keuangan :) Masalah utama yang harus disadari adalah ketika kita sadar memiliki penghasilan besar maka tanpa sadar pengeluaran kita juga besar. Cuma masalahnya kita sering lupa bahwa pengeluaran tadi seharusnya bisa meningkatkan usaha kita bukan malah mengerogoti usaha. Ada 3 hal yang bisa membuat kita tetap miskin walau sudah jadi pengusaha...

Pertama, boros untuk pribadi. Banyak pengusaha menggunakan keuangan di usahanya untuk keperluan dan pengeluaran pribadinya. Padahal itu uang usahanya. Maka yang harus dia lakukan agar tidak boros keuangan untuk pribadi adalah :

Pisahkan uang pribadi dan usaha. Miliki perbedaan pengelolaan diantara keduanya. Boleh saja kita gunakan uang usaha untuk pribadi atau sebaliknya, namun sifat dan penanganannya adalah sebagai utang. Kita boleh utang untuk pribadi pinjam dari usaha atau utang untuk usaha pinjam dari pribadi.

Lalu, lakukan pencatatan. Banyak pengusaha dalam menjalankan usaha melakukannya secara "yang penting jalan" tanpa ada pencatatan. Akibatnya pengusaha tidak pernah bisa mengidentifikasi apakah pengeluarannya memberi hasil ke usaha atau tidak. 

Ketika pengeluaran tidak memberi hasil penambahan nilai pada usaha kita, maka itu menjadi pengeluaran pribadi. Artinya kita boros secara pribadi. Jadi untuk pengusaha mulailah buat pencatatan. Tidak usah terlalu rumit, buat saja spesifikasi pencatatan untuk masuk & keluar dana.

Selanjutnya, lakukan pengawasan keuangan dengan pihak ketiga. Walau sudah membuat pemisahan dan pencatatan tapi tidak ada pengawasan maka semuanya percuma. Pakai pihak lain untuk membantu. Pekerjakan karyawan, menggunakan software atau memakai jasa konsultan adalah solusi. 

Pengawasan tidak berarti mahal. Karyawan bisa saja anggota keluarga, konsultan juga bisa rekan yang tidak harus konsultan 'beneran' :) Yang penting tahu sedikit teori keuangan dan akuntansi dasar, itu sudah bisa membantu. Eh tapi apa memangnya akuntansi dasar itu? Sederhana, bisa menjelaskan kemana uang itu keluar dan dari mana uang itu masuk.

Nah, setelah boros untuk pribadi, masalah kedua yang membuat anda miskin walau sudah jadi pengusaha adalah Uang tidak produktif :D

Banyak uang masuk tapi jika uangnya mandeg maka akan membuat pengusaha menjadi miskin. Walau secara jumlah bertambah tapi kalau tidak produktif maka uang akan berkurang nilainya karena inflasi. Karenanya uang harus produktif supaya tidak turun karena inflasi.

Gimana caranya? Pakai uang untuk dibelanjakan tapi belanjakan untuk aset produktif lain. Investasikan dana menganggur tadi ke produk investasi lain. Bila usaha belum bisa memberi prospek cerah, jangan paksakan; pindahkan dana ke produk investasi lain. Mungkin hasil tidak besar tapi risikonya kecil. Tujuannya agar aman tidak terpakai konsumtif dan tidak habis oleh inflasi.

Atau, pinjamkan dana tersebut dengan benefit yang valuable. Artinya, dari pada dana kita habis untuk pribadi atau turun karena inflasi, lebih bagus dana tadi dipinjamkan ke pihak lain yang bisa menambah value usaha kita. Misalkan, membantu memberi pinjaman ke suplier atau pembeli kita agar jangka panjang membantu usaha kita.

Naaahhh, setelah boros pribadi dan uang tidak produktif, yang terakhir adalah: biaya tinggi penyebab tidak jadi kaya. Biaya menjadi masalah besar karena biaya membuat pemasukan kita turun. Untuk itu yang harus diperhatikan adalah:

Turunkan biaya tetap. Biaya tetap tinggi akan menjadi masalah bila usaha kita masih kecil. Jadi kurangi biaya tetap ini. Lalu kendalikan pengeluaran mendadak dan tidak teranggarkan. Semua biaya harus dianggarkan pengeluarannya termasuk pengeluaran yang tidak teranggarkan. Setelah itu, lanjutkan dengan pilih yang hemat tapi tidak menjadi pelit.

Maksudnya hemat adalah ketika kita mendapat produk efektif dengan harga efisien. Sedangkan pelit adalah ketika mendapat produk murah tanpa memikirkan efektifitas produknya. Jadi, walaupun kita sudah jadi pengusaha, namun bila kita tidak bisa melakukannya dengan baik maka harapan jadi kaya bisa saja hilang. 

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar