Pensiun
adalah salah satu kejadian yang akan menimpa semua orang. Pensiun bisa
diartikan sebagai saat dimana kita tidak lagi harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup kita. Jadi sebenarnya pensiun adalah kejadian yang kita
tentukan bukan orang atau lembaga lain.
Bagi
karyawan pensiun secara peraturan dibatasi usia. Namun sebenarnya saat kita
sudah merasa bahwa kita tidak harus lagi bekerja untuk kebutuhan, atau kita
bekerja tapi hasilnya tidak lagi menjadi sumber utama pengganti kebutuhan, maka
hal itu bisa disebut pensiun. Jadi tidak harus usia 55 kita pensiun, usia
berapa saja bisa. Yang penting kita tahu berapa kebutuhan kita saat pensiun
kelak.
Lalu
mengapa pensiun harus dijadikan prioritas? Dari survey kecil-kecilan yang
pernah dibuat, ternyata saat pensiun kelak pengeluaran bukannya berkurang tapi
malah bertambah. Jadi bisa dibayangkan saat kita tidak lagi bekerja,
pengeluaran tetap bahkan meningkat.
Idealnya
pensiun dihitung dengan berapa besar dana cash atau setara cash yang kita
miliki. Artinya kita bisa sebut kita layak pensiun ketika: dana cash kita sudah
bisa memenuhi kebutuhan pokok kita untuk beberapa tahun ke depan. Berapa
besarnya? Sangat bergantung dari besaran kebutuhan kita per bulan. Makin besar
asumsi kebutuhan hidup kita maka akan makin besar juga target yang harus kita
kejar.
Saat ini
banyak lembaga atau perusahaan yang mengklaim sebagai perusahaan yang membantu
pensiun seseorang. Pada dasarnya hal itu tidak masalah. Namun yang harus
diperhatikan adalah kebutuhan pensiun bergantung dari kita yang membutuhkan
dana bukan perusahaan yang punya produk. Artinya perusahaan boleh saja bisa
punya produk, tapi tetap kitalah penentu pensiun kita kelak.
Contoh
sederhana, banyak perusahaan menawarkan produk pensiun tapi hasilnya di bawah
inflasi; bagaimana itu bisa dikatakan sebagai persiapan pensiun, bila nantinya
nilai uang kita saat dibutuhkan bukannya cukup tapi kurang. Jadi jangan terpaku
dengan jualannya tapi fokus ke produk yang dijual. Yang terpenting seberapa
besar produk tadi bisa membantu tujuan pensiun kita.
Bukanlah
suatu kesalahan bila kita mempersiapkan pensiun kita sendiri; bahkan sebenarnya
inilah yang ideal karena kitalah yang tahu seperti apa pensiun kita kelak. Dan
harus dibedakan antara mempersiapkan pensiun dengan mengelola pensiun, sebab
persiapan adalah bagaimana mencapai, sedangkan kelola adalah bagaimana
menggunakan.
Jadi kalau
boleh jujur, saat usia masih dibawan 50 maka kita masih bisa bicara mengenai
persiapan, tapi di atas 50, maka kita bicara pengelolaan. Lalu, berapa usia
ideal mempesiapkan? Sebenarnya saat pertama kali kita bekerja adalah saat
dimana kita harus juga sudah memperhitungkan pensiun. Sebab makin segera kita
mulai maka makin ringan kita untuk mempersiapkan dan makin kecil kemungkinan
kegagalan, yang artinya kecil juga risikonya.
Beberapa
produk yang cocok untuk pensiun adalah Reksadana Saham, Saham, Property, Barang
Koleksi, dll. Yang penting hasilnya tinggi, legal dan kita mampu untuk masuk. Dan
bagaimana menghtung persiapan pensiun? Secara mudah adalah seperti ini: Hitung
berapa besar asumsi kebutuhan bulanan kita saat pensiun kelak. Caranya dengan
mengetahui berapa besar kebutuhannya setara saat ini dan dihitung menjadi berapa
kelak saat pensiun itu tiba.
Misal 5
juta sekarang setara dengan 50 juta kelak saat pensiun. Lalu hitung berapa
besar total kebutuhan tadi untuk membiayai hidup kita. Misal 50 juta per bulan
tadi selama 20 tahun masa pensiun kita. Maka akan ditemukan angka besar yang
menjadi target kebutuhan cash pensiun kita.
Tarik ke
belakang untuk mengetahui berapa besar kita harus sisihkan dari penghasilan
untuk mencapai angka besar tadi. Misal dana besarnya adalah 5 milyar, berapa
kita sisihkan tiap bulan untuk mencapai angka tadi mulai dari sekarang. Setelah
mengetahui besaran jumlah yang disisihkan, bukan berarti tugas selesai. Kita
harus tetap pantau kinerja produk pilihan kita, apakah sesuai harapan atau
tidak.
Itulah
kenapa sering dikatakan, mempersiapkan sendiri dengan produk yang tidak
terikat, membuat kita lebih fleksibel dalam melakukan evaluasi. Karena sering
sekali suatu produk yang dijual membuat kita terikat. Akibatnya walau produknya
jelek, kita tidak bisa pindah karena sudah ada perjanjian.
Misal kita
pakai unitlink untuk pensiun. Tapi bukan berarti pakai unitlink salah ya, namun
saran kami miliki juga produk lain sebagai pelengkap, sehingga kalau unitlink
kita tidak begitu bagus kinerjanya, kita bisa "memaksa" produk lain
bekerja lebih keras untuk mengejar.
O ya,
harus selalu diingat bahwa setiap produk memiliki kelebihan dan kekurangan, so
temukan kelebihannya dan sesuaikan dengan kebutuhan kita. Dan sampailah kita di
akhir pembahasan, semoga bermanfaat. Dan ingat, mungkin usia pensiun kita
ditentukan oleh orang lain, tapi keberhasilannya tetap ditentukan oleh kita.
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar