Minggu, 29 November 2015

Meneropong Peluang Tahun Baru



Hasil gambar untuk peluang tahun baruBulan 12 sudah kita jalani, artinya 2013 siap untuk dilewati. Tahun 2013 bisa dikatakan tahun yang menyenangkan untuk mereka yang invest di awal dan melepas tengah tahun. Tapi saat yang agak menyakitkan untuk mereka yang masuk tengah tahun dan masih memegangnya sampai akhir.

Hampir semua jenis investasi turun. Kecuali jenis investasi spekulatif seperti Valas. Yang pegang Emas bahkan bisa dikatakan belum pernah merasakan kenaikan berarti tahun ini. Yang Saham serasa jantungnya rontok mengikuti harga yang naik hampir 30% pertengahan tahun, dan turun lebih besar lagi di akhir. 

Untuk yang RD Saham, sepertinya harus menetapkan hati untuk tetap semangat dengan NAB yang selalu merah. Kita lewati tahun ini, walaupun bisa dikatakan masih ada sekitar beberapa hari lagi yang akan kita lewati, dengan kondisi saat ini seperrtinya kita tidak bisa berharap terlalu banyak. Apalagi dengan asing sebagai pengendali ekonomi kita sudah masuk saat libur besar. 

Nah bagaimana dengan tahun depan? Harus diakui sebenarnya Indonesia punya peluang sangat besar. Bahkan sebenarnya kita bisa menggerakkan ekonomi kita sendiri tanpa harus ikut serta asing. 

Dengan jumlah rakyat yang 250 juta dan 60% adalah usia produktif, Indonesia sebetulnya sudah memiliki senjata sekaligus pasar yang sangat kuat. Ditambah sumber alam yang bukan sekedar indah tapi produktif. Suatu hal yang tidak bisa didapatkan di negara lain. 

Tahun depan kalau Dollar terus kuat seperti sekarang, maka kita bisa berharap di perusahaan yang berbasis eksport. Pembayaran penjualan mereka mulai masuk dan perbedaan kurs menambah keuntungan mereka. Perkebunan, pertambangan adalah beberapa diantaranya, selain barang konsumsi terpilih. 

Agak memberatkan untuk perusahaan berbasis import dan menggunakan komponen import, tahun depan sepertinya agak berat.

Transportasi udara, dan beberapa perusahaan dengan basis teknologi sepertinya harus dicermati. Tapi transportasi yang pembayarannya berbasis Dollar mungkin tidak terlalu bermasalah. 

Industri konsumsi pasti masih sumringah tahun depan. Penduduk yang besar dan sebagian besar produktif butuh konsumsi yang tinggi. 

Gaya hidup juga menjadi lahan bagus. Walaupun mungkin agak turun tapi tetep menguntungkan. Apalagi dengan sifat orang Indonesia yang senang pamer dan tidak mementingkan masa depan. Jadi gadget tetap akan berkibar, tas mahal tetap terbeli dan kendaraan mahal juga masih jadi gengsi. 

Perbankan tetap jalan, karena kredit konsumsi tetap jalan khususnya Kartu Kredit dan KTA. Jadi cermati Bank yang punya fokus di 2 bisnis tersebut. 

Emas mungkin agak turun karena orang butuh dana tahun depan. Jadi yang berencana beli boleh tunda dulu sementara. 

Properti sepertinya akan lambat, karena bunga yang tinggi dan kurs yang rendah. Jadi untuk tetap hidup, Properti mesti mengurangi margin untung mereka. Jadi yang mau ke Property bisa tahan sebentar ke tahun depan, bersiap untuk diskon harga. 

Properti dengan hasil berulang, misal punya gedung atau space yang di sewakan, Akan tetap lebih survive dibanding yang hanya membangun saja.

Jadi friends bisa mencoba untuk melihat perusahaan yang cirinya seperti di atas. Akhirnya, selalu ada kesempatan dibalik semua masalah. Untuk diingat, historis mencatat kita selalu tumbuh setelah Pemilu, dan belanja kita juga naik menjelang Pemilu. 

Tetaplah bersyukur, walau agak muram tapi masih ada kondisi yang membuat kita tetap bisa optimis :)

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar