Bulan 12 sudah kita jalani, artinya
2013 siap untuk dilewati. Tahun 2013 bisa dikatakan tahun yang menyenangkan
untuk mereka yang invest di awal dan melepas tengah tahun. Tapi saat yang agak
menyakitkan untuk mereka yang masuk tengah tahun dan masih memegangnya sampai
akhir.
Hampir semua jenis investasi turun.
Kecuali jenis investasi spekulatif seperti Valas. Yang pegang Emas bahkan bisa
dikatakan belum pernah merasakan kenaikan berarti tahun ini. Yang Saham serasa
jantungnya rontok mengikuti harga yang naik hampir 30% pertengahan tahun, dan
turun lebih besar lagi di akhir.
Untuk yang RD Saham, sepertinya
harus menetapkan hati untuk tetap semangat dengan NAB yang selalu merah. Kita
lewati tahun ini, walaupun bisa dikatakan masih ada sekitar beberapa hari lagi
yang akan kita lewati, dengan kondisi saat ini seperrtinya kita tidak bisa
berharap terlalu banyak. Apalagi dengan asing sebagai pengendali ekonomi kita
sudah masuk saat libur besar.
Nah bagaimana dengan tahun depan?
Harus diakui sebenarnya Indonesia punya peluang sangat besar. Bahkan sebenarnya
kita bisa menggerakkan ekonomi kita sendiri tanpa harus ikut serta asing.
Dengan jumlah rakyat yang 250 juta
dan 60% adalah usia produktif, Indonesia sebetulnya sudah memiliki senjata
sekaligus pasar yang sangat kuat. Ditambah sumber alam yang bukan sekedar indah
tapi produktif. Suatu hal yang tidak bisa didapatkan di negara lain.
Tahun depan kalau Dollar terus kuat
seperti sekarang, maka kita bisa berharap di perusahaan yang berbasis eksport.
Pembayaran penjualan mereka mulai masuk dan perbedaan kurs menambah keuntungan
mereka. Perkebunan, pertambangan adalah beberapa diantaranya, selain barang
konsumsi terpilih.
Agak memberatkan untuk perusahaan
berbasis import dan menggunakan komponen import, tahun depan sepertinya agak
berat.
Transportasi udara, dan beberapa
perusahaan dengan basis teknologi sepertinya harus dicermati. Tapi transportasi
yang pembayarannya berbasis Dollar mungkin tidak terlalu bermasalah.
Industri konsumsi pasti masih
sumringah tahun depan. Penduduk yang besar dan sebagian besar produktif butuh
konsumsi yang tinggi.
Gaya hidup juga menjadi lahan bagus.
Walaupun mungkin agak turun tapi tetep menguntungkan. Apalagi dengan sifat
orang Indonesia yang senang pamer dan tidak mementingkan masa depan. Jadi
gadget tetap akan berkibar, tas mahal tetap terbeli dan kendaraan mahal juga
masih jadi gengsi.
Perbankan tetap jalan, karena kredit
konsumsi tetap jalan khususnya Kartu Kredit dan KTA. Jadi cermati Bank yang
punya fokus di 2 bisnis tersebut.
Emas mungkin agak turun karena orang
butuh dana tahun depan. Jadi yang berencana beli boleh tunda dulu sementara.
Properti sepertinya akan lambat,
karena bunga yang tinggi dan kurs yang rendah. Jadi untuk tetap hidup, Properti
mesti mengurangi margin untung mereka. Jadi yang mau ke Property bisa tahan
sebentar ke tahun depan, bersiap untuk diskon harga.
Properti dengan hasil berulang,
misal punya gedung atau space yang di sewakan, Akan tetap lebih survive
dibanding yang hanya membangun saja.
Jadi friends bisa mencoba untuk
melihat perusahaan yang cirinya seperti di atas. Akhirnya, selalu ada
kesempatan dibalik semua masalah. Untuk diingat, historis mencatat kita selalu
tumbuh setelah Pemilu, dan belanja kita juga naik menjelang Pemilu.
Tetaplah bersyukur, walau agak muram
tapi masih ada kondisi yang membuat kita tetap bisa optimis :)
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar