Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang berjalan-jalan di Jembatan
Ampera di atas sungai Musi. Sungai yang sangat luas di Palembang ini
bisa dilalui kapal laut. Saat itu, sang pemuda melihat seorang yang
terlihat cantik, berambut panjang dan berbusana menggoda hendak
menerjunkan diri ke sungai.
Seketika itu, sang pemuda langsung teringat film “Surga Yang Tidak
Dirindukan”. Di dalam film ini ada adegan dimana sang pemain utama
(Pras) menolong seorang wanita (Mei Rose) yang hendak bunuh diri. Pras
bisa menggagalkan niat bunuh diri Mei Rose setelah ia berkata, “Aku akan
menikahimu.”
Sadar akan lamunannya segera ia memberanikan diri berkata, “Jangan
kau lakukan itu, mbak. Bunuh diri itu dosa besar. Mbak begitu cantik,
pasti banyak lelaki yang naksir mbak.” Orang yang hendak bunuh diri
inipun menjawab, “Kamu bohong. Saya sudah tidak berarti, mas. Keluarga
saya pun sudah mengusir saya. Aku harus tetap bunuh diri.”
Sang pemuda langsung teringat keputusan yang dilakukan Pras. Tetapi
dia ragu untuk menawarkan menikah sebab dia sendiri belum bekerja.
Akhirnya ia menawarkan sesuatu yang dia tahu itu dosa tetapi ia berpikir
menyelamatkan nyawa orang lebih penting.
Dengan suara terbata-bata, sang pemuda berkata, “Oke mbak, sebelum
bunuh diri bersediakah kamu memberikan kenangan indah bagiku. Setidaknya
kau membahagiakanku sebelum bunuh diri. Bersediakah engkau menciumku.”
Orang yang hendak bunuh diri pun kemudian berbalik dan bertanya,
“Hanya mencium, kan? Tidak lebih?” Mereka pun akhirnya melakukannya
berulang kali. Dan, tampaknya orang itu menjadi lebih tenang dan
bahagia. Pemuda yang menolong itupun merasa bangga bisa menyelamatkan
nyawa manusia.
Akhirnya sang pemuda bertanya, “Mengapa wanita secantik kamu hendak
bunuh diri?” Orang itu menjawab, “Ya begitulah mas, saya juga merasa
cantik dan menarik. Tetapi orang tua dan keluarga saya tidak mengizinkan
saya berdandan seperti perempuan. Saya harus tetap menjadi lelaki.”
Mendengar jawaban itu sang pemuda muntah-muntah sembari berteriak, “Najis… najis… najisssss!”
Makanya wahai para pemuda, jangan sembarangan mencium, ya. Hehehehe…
sumber : +Jamil Azzaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar