Beberapa
minggu kemarin, market sangat bearish, penurunan tajam terjadi, dan penguatan
hanya sementara sifatnya. Penurunan dalam market itu memang harus terjadi
sebagai balancing dari bull market, namun jarang sekali orang menyambut Bear
Market dengan senang.
Pada Bear
Market, harga-harga turun tajam dan seringkali orang berat melakukan stop loss,
atau terlambat stop loss. Apa pun alasannya, hingga akhirnya sahamnya nyangkut
/ rugi cukup dalam. Hampir semua orang mengalaminya. Tidak ada seorangpun yang suka
portofolionya rugi, HAMPIR tidak seorang pun suka akan Bear Market.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan Bear Market? Bear market berbeda dengan koreksi
/ penurunan-penurunan yang bersifat sementara. Pada Bear
Market terjadi aksi jual massive, tekanan jual
cukup besar. Biasanya terjadi selang waktu 3-5 tahun.
Bear Market sebenarnya wajar terjadi karena siklus bisnis / sektoral
pada primary cycle. Apa maksudnya ?
Primary
trend : setelah masa uptrend sekitar 3 tahun ,orang-orang yang melakukan aksi
beli di bawah pada masa resesi 3 tahun sebelumnya, melakukan profit taking. Contoh
: pada masa 2008 terjadi Bear Market cukup dalam, dan pada akhir tahun
2008 terjadi tanda reversal (permulaan primary uptrend).
Pada tahun
2011–2012 market cenderung mengalami koreksi dalam siklus primary (3 tahun) karena
investor yang membeli pada tahun 2008 sudah mulai profit taking. Selain aksi
profit taking, koreksi tajam juga efek faktor psikologis akan kekuatiran
investor akan kondisi makro Uni Eropa saat ini.
Bear Market bisa diartikan sebagai tekanan jual / penurunan yang cukup
panjang dalam market, bukan penurunan yang sementara. Pesimisme cukup besar
pada Bear Market, merupakan masa Early Recession. Sangat berbahaya jika Anda
ingin melawan Bear Market dan melakukan aksi beli dalam jumlah besar.
Apa
sebenarnya yang terjadi saat Bear Market? Bagaimana cara mengatasinya ?
Pada masa Bear
Market seringkali terjadi panic selling.
Apa itu panic selling ?
Pada masa
panic selling, investor melakukan penjualan saham dalam jumlah besar. Panic
selling biasa disebabkan oleh factor emosi (rasa takut), & bukan karena
faktor fundamental. Hampir semua crash pada market, merupakan hasil dari panic
saling.
System
auto rejection digunakan untuk membatasi penurunan harga saham akibat panic selling.
Penurunan harga secara tajam dengan volume besar, yang disebabkan baik faktor
fundamental atau panic selling, sangat berdampak bagi trader pemula.
Seringkali
investor / trader pemula merasa bahwa harga yang sudah turun tajam sudah cukup
murah untuk dibeli. Namun kenyataannya masih turun lebih lanjut dan lebih
lanjut dan lanjut …
Contoh :
saham UNTR turun tajam dari level 30000 hingga 24000 selama beberapa minggu
terakhir ini. Sebaiknya, jangan tangkap pisau jatuh, namun tunggu terjadi
tanda-tanda pembalikan arah / reversal sign. Apa saja tanda pembalikan arah ?
Tanda
pembalikan arah dalam market bisa berupa batang candle ataupun pola grafik.
Contohnya?
Misal, candle
doji / inverted hammer dsb, disertai 1 candle bullish setelah tanda pembalikan
arah tersebut. Akan sangat baik ketika muncul bullish candle disertai dengan
volume yang meningkat, hal ini berarti daya beli mulai menggeliat.
Tanda
pembalikan arah dari turun menjadi naik bisa juga dengan munculnya pola
V(Victory) atau W(Winning). Maksudnya apa ?
Artinya
terbentuk sebuah pola pada dasar penurunan yang mirip dengan bentuk huruf V
atau W. Biasanya tanda pembalikan arah berupa candle sifatnya lebih minor,
lemah, sementara, dan berguna untuk jangka pendek / daily. Tanda pembalikan
arah berupa V atau W shape pada grafik sifatnya lebih kuat dan valid.
Sudahkah
Anda lihat pola Victory atau Winning dalam grafik? Jika pola tersebut muncul,
siap-siap borong saham pada Bear Market!
Sumber : EllenMay
@pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar