Minggu, 17 Januari 2016

Exchange Traded Fund



ETF atau Exchange Traded Fund adalah Reksadana yang diperdagangkan di bursa. Menarik? Simak terus!
Pada negara yang sudah maju dunia finansial dan investasinya, ETF lebih populer lho dibanding reksadana. Seperti apa reksadana ETF tersebut? Bagaimana kita bisa membeli ETF? Yang tau boleh jawab ;)

Hasil gambar untuk exchange traded fundAsal mula ETF & reksadana indeks adalah studi historis bahwa ternyata kebanyakan reksadana AS punya kinerja di bawah pasar. Nah berdasar studi tersebut, muncul ide mengapa tidak dibuat saja reksadana yang kinerjanya sama dengan pasar?

Biaya manajemen yang relatif lebih besar dalam reksadana menyebabkan fee/ biaya transaksi reksadana juga besar. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka terbentuklah reksadana indeks dan ETF yang memiliki biaya transaksi rendah. 

Apa sih bedanya ETF dan reksadana indeks ? Ada yang tau ?

ETF bisa diperjualbelikan di BEI dan atau Manajer Investasi. Sementara Reksa Dana Indeks hanya melalui MI saja. Buat sebagian orang, hal ini merupakan keunggulan, namun bagi sebagian yang lain hal ini justru menjadi kelemahan. Kenapa ya?

ETF memberikan kemudahan beli dan jual / likuiditas. Memang bagus karena praktis. Namun juga bisa jadi kekurangan. Kenapa?

Konsep reksadana sebenarnya untuk investasi jangka panjang, nah jika mudah dalam beli & jual akan membuat investor terpancing cepat menjual. Dinamika dan fleksibilitas, ETF bisa menjadi pertimbangan, namun investor harus tetap disiplin pada investment plan nya.

Jangan sampai karena mudah dalam bertransaksi, maka fleksibilitas ETF membuat investor menaati emosi & tidak disiplin. Karena bisa ditransaksikan di bursa, maka bursa ETF cukup aktif dan likuid. Sehingga ETF tidak akan menemukan kesulitan yang cukup berarti ketika ingin menjual sahamnya.

Yang menjadi kendala ETF di Indonesia : pasar sekunder untuk ETF di Indonesia termasuk kurang aktif, Maka investor yang sudah memiliki ETF cukup kesulitan menjual ETF pada pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia meskipun sudah ada dealer partisipan. Kode untuk melihat harga ETF di bursa adalah R-LQ45X (ETF saham) dan R-ABFII (ETF Obligasi).

Apa bedanya ETF dengan Reksadana konvensional ? Ada yang tau ?

Reksadana konvensional dan Indeks hanya memiliki satu harga yang dihitung oleh Bank Kustodian. Sementara ETF memiliki 2 harga, yaitu harga yang dihitung oleh Bank Kustodian & harga yang terbentuk dari transaksi pasar. Kedua harga tersebut bisa sedikit berbeda dengan harga yang dihitung oleh Bank Kustodian. 

Jika dalam reksadana konvensional, pihak yang terlibat adalah Manajer Investasi dan Bank Kustodian, maka dalam ETF ada lagi satu pihak yang disebut dengan Dealer Partisipan. Fungsinya adalah mewujudkan likuiditas di pasar modal.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, mereka menjadi “market maker”. Caranya bagaimana? Caranya, mereka memasukkan bid dan offer untuk ETF dalam jumlah lot tertentu. Hal itu dilakukan supaya investor bisa melakukan transaksi apabila tidak ada pembeli. 

Pada reksadana konvensional, pembelian unit penyertaan dikenal dengan istilah Subscription. Pada ETF pembelian unit penyertaan disebut Unit Creation atau kreasi unit.

Jika pada pembelian reksa dana, minimum pembelian cukup kecil, maka pada ETF cenderung lebih sulit. Hal itu dikarenakan Manajer Investasi wajib membentuk portofolio yang menyerupai indeks. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin langsung membeli dari Manajer Investasi, minimum investasi yang dibutuhkan cukup besar. 

Contoh : pada LTF LQ45, kreasi unit minimum 1 juta unit, dengan indeks ETF sekitar 600 maka minimum pembelian adalah Rp 600 juta. Belakangan ini ada rencana untuk menurunkan kreasi unit menjadi 100.000 unit agar lebih bisa dijangkau pembeli perorangan. Sementara nominal ETF obligasi bisa jauh lebih besar sebab untuk membeli 1 unit obligasi saja minimal diperlukan Rp 1 Milliar.

Perbedaan terakhir adalah transparansi. Untuk hal ini, reksadana konvensional bisa dikatakan kalah jauh. Garis besar informasi portofolio dan unit RD konvensional diterbitkan 1-3 minggu setelah suatu bulan berakhir. Sebaliknya, isi portofolio ETF bisa diketahui secara jelas untuk seluruh instrumen investasi.
Sebagai contoh bisa anda buka situs Bursa Efek Indonesia di ETF LQ-45 dan ETF-Obligasi. 

Meski tidak membeli, tidak ada salahnya kita pelajari instrumen ini lho..Siapa tau suatu hari nanti ETF bisa lebih merakyat di Indonesia.

Sumber : EllenMay @pakarsaham

Tidak ada komentar:

Posting Komentar