ETF atau
Exchange Traded Fund adalah Reksadana yang diperdagangkan di bursa. Menarik? Simak
terus!
Pada
negara yang sudah maju dunia finansial dan investasinya, ETF lebih populer lho
dibanding reksadana. Seperti apa reksadana ETF tersebut? Bagaimana kita bisa
membeli ETF? Yang tau boleh jawab ;)
Asal mula ETF
& reksadana indeks adalah studi
historis bahwa ternyata kebanyakan reksadana AS punya kinerja di bawah pasar. Nah
berdasar studi tersebut, muncul ide mengapa tidak dibuat saja reksadana yang
kinerjanya sama dengan pasar?
Biaya
manajemen yang relatif lebih besar dalam reksadana menyebabkan fee/ biaya
transaksi reksadana juga besar. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka
terbentuklah reksadana indeks dan ETF yang memiliki biaya transaksi rendah.
Apa sih
bedanya ETF
dan reksadana indeks ? Ada yang tau
?
ETF bisa
diperjualbelikan di BEI dan atau Manajer Investasi. Sementara Reksa Dana Indeks
hanya melalui MI saja. Buat sebagian orang, hal ini merupakan keunggulan, namun
bagi sebagian yang lain hal ini justru menjadi kelemahan. Kenapa ya?
ETF memberikan
kemudahan beli dan jual / likuiditas. Memang bagus karena praktis. Namun juga
bisa jadi kekurangan. Kenapa?
Konsep
reksadana sebenarnya untuk investasi jangka panjang, nah jika mudah dalam beli
& jual akan membuat investor terpancing cepat menjual. Dinamika dan
fleksibilitas, ETF bisa menjadi pertimbangan, namun investor harus tetap
disiplin pada investment plan nya.
Jangan
sampai karena mudah dalam bertransaksi, maka fleksibilitas ETF
membuat investor menaati emosi &
tidak disiplin. Karena bisa ditransaksikan di bursa, maka bursa ETF
cukup aktif dan likuid. Sehingga ETF
tidak akan menemukan kesulitan yang
cukup berarti ketika ingin menjual sahamnya.
Yang
menjadi kendala ETF di Indonesia : pasar sekunder untuk ETF di Indonesia
termasuk kurang aktif, Maka investor yang sudah memiliki ETF cukup kesulitan
menjual ETF
pada pasar sekunder di Bursa Efek
Indonesia meskipun sudah ada dealer partisipan. Kode untuk melihat harga ETF
di bursa adalah R-LQ45X (ETF saham)
dan R-ABFII (ETF Obligasi).
Apa
bedanya ETF
dengan Reksadana konvensional ? Ada
yang tau ?
Reksadana
konvensional dan Indeks hanya memiliki satu harga yang dihitung oleh Bank
Kustodian. Sementara ETF memiliki 2 harga, yaitu harga yang dihitung oleh Bank
Kustodian & harga yang terbentuk dari transaksi pasar. Kedua harga tersebut
bisa sedikit berbeda dengan harga yang dihitung oleh Bank Kustodian.
Jika dalam
reksadana konvensional, pihak yang terlibat adalah Manajer Investasi dan Bank
Kustodian, maka dalam ETF ada lagi satu pihak yang disebut dengan Dealer
Partisipan. Fungsinya adalah mewujudkan likuiditas di pasar modal.
Dalam
bahasa yang lebih sederhana, mereka menjadi “market maker”. Caranya bagaimana? Caranya,
mereka memasukkan bid dan offer untuk ETF dalam jumlah lot tertentu. Hal itu
dilakukan supaya investor bisa melakukan transaksi apabila tidak ada pembeli.
Pada
reksadana konvensional, pembelian unit penyertaan dikenal dengan istilah
Subscription. Pada ETF pembelian unit penyertaan disebut Unit Creation atau kreasi
unit.
Jika pada
pembelian reksa dana, minimum pembelian cukup kecil, maka pada ETF
cenderung lebih sulit. Hal itu
dikarenakan Manajer Investasi wajib membentuk portofolio yang menyerupai
indeks. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin langsung membeli dari Manajer
Investasi, minimum investasi yang dibutuhkan cukup besar.
Contoh : pada
LTF
LQ45, kreasi unit minimum 1 juta
unit, dengan indeks ETF sekitar 600 maka minimum pembelian adalah Rp 600 juta. Belakangan
ini ada rencana untuk menurunkan kreasi unit menjadi 100.000 unit agar lebih
bisa dijangkau pembeli perorangan. Sementara nominal ETF obligasi bisa jauh
lebih besar sebab untuk membeli 1 unit obligasi saja minimal diperlukan Rp 1
Milliar.
Perbedaan
terakhir adalah transparansi. Untuk hal ini, reksadana konvensional bisa
dikatakan kalah jauh. Garis besar informasi portofolio dan unit RD konvensional
diterbitkan 1-3 minggu setelah suatu bulan berakhir. Sebaliknya, isi portofolio
ETF
bisa diketahui secara jelas untuk
seluruh instrumen investasi.
Sebagai
contoh bisa anda buka situs Bursa Efek Indonesia di ETF LQ-45 dan ETF-Obligasi.
Meski
tidak membeli, tidak ada salahnya kita pelajari instrumen ini lho..Siapa tau
suatu hari nanti ETF bisa lebih merakyat di Indonesia.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar