Apa sih
yang dimaksud dengan likuiditas itu ? Ada yang tau ?
Semakin
likuid sebuah saham, berarti pembeli & penjual yang bertransaksi semakin
banyak, artinya saham itu laku!
Nah,
likuiditas di dalam saham ditunjukkan dengan tinggi atau rendahnya volume
transaksi harian. Volume transaksi bisa dilihat di dalam grafik analisis
teknikal berupa diagram batang dari jumlah saham yang ditransaksikan.
Saham yang
tidak likuid berarti hanya sedikit orang yang memperdagangkannya, peminatnya
masih belum banyak. Saham yang tidak likuid nampak pada diagram batang volume
transaksi yang rendah dan volume tidak stabil.
Hati-hati
trading pada saham yang likuiditasnya rendah. Mengapa ya kira-kira ? Ada yang tau?
Ya, saham
yang tidak likuid atau sedikit peminatnya, mudah digerakkan oleh “bandar” atau
“market maker”.
Saham yang
sangat ekstrim tidak likuid (hampir tidak ada yang memperdagangkan), cukup
beresiko untuk trader.
Saham yang
ekstrim tidak likuid berbahaya karena saat trader ingin menjual, tidak ada
orang yang mau membeli. Biasanya saham-saham yang ekstrim tidak likuid adalah
saham-saham kelas 3 yang harganya sangat murah dan fundamentalnya kurang bagus.
Pentingnya
likuiditas ini benar-benar
disadari oleh emiten / perusahaan yang menerbitkan saham. Kurangnya likuiditas juga
bisa berakibat buruk bagi emiten terkait karena pergerakan harga saham menjadi
terbatas.
Untuk
memperbaiki likuiditas,
biasanya emiten / perusahaan melakukan beberapa aksi korporasi. Apa ya
contohnya ?
Salah satu
contoh dari aksi korporasi untuk memperbaiki likuiditas perusahaan adalah Stock
Split. Apa ya artinya?
Stock
Split merupakan tindakan dari sebuah perusahaan untuk memecah harga saham
menjadi lebih murah. Lho; kalau harga saham jadi lebih murah, apakah investor
akan merugi? Tidak, sama sekali tidak!
Stock
split dilakukan dengan memecah harga saham menjadi lebih murah, namun jumlah
lembar saham menjadi lebih banyak. Misalnya, tanggal 7 Juni kemarin dilakukan
stock split ASII / PT. Astra International, Tbk , dengan rasio 1:10. Artinya?
Jika Anda
punya 1 lot (500 lembar) saham ASII Rp 70.000, maka setelah Stock Split, jadi
10 lot (5000 lembar) dengan harga Rp 7000 per lembar. Nah dengan demikian total
nilai saham Anda tetap sama (500*70.000 sama dengan 5000* 7000).
Nah kenapa
ASII melakukan stock split ya ? Kembali lagi, karena alasan likuiditas.
Sebenarnya,
ASII tidak kesulitan likuiditas. Saham tersebut cukup laku dan merupakan primadona investor
kelas kakap. Namun; karena nominal harganya yang sudah cukup tinggi, investor
yang bermodal kecil hanya bisa gigit jari.
Harga 70
ribuan, perlu Rp 35 juta untuk beli 1 lot saham ASII. Kecil untuk pengusaha, namun
besar untuk mahasiswa. Namun ketika sudah stock split, hanya diperlukan dana
sekitar Rp 3 juta- 3,5 juta untuk membeli 1 lot nya.
Semakin
murahnya nominal saham ASII membuat investor kecil bisa ikut menikmati, maka
saham ASII makin likuid.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar