Analisis
Teknikal penting untuk investasi dan trading saham, ataupun komoditas, forex
dan indeks. Jadi kalau Anda pengen trading saham/komoditas/forex, wajib simak
prinsip-prinsip penting analisis teknikal berikut.
Analisis
teknikal adalah metode untuk mengantisipasi / memprediksi pergerakan harga
dengan menggunakan grafik. Analisis teknikal menjawab pertanyaan : kapan harus
membeli dan menjual sebuah saham (timing). Nah prinsip penting dari analisis
teknikal berikut ini diambil dari Teori Dow. Apa saja ya kira-kira?
Market
Price Discount Everything : harga yang tercermin dari grafik menggambarkan
semua hal yang mempengaruhi pasar. Artinya, seorang analis teknikal percaya bahwa
semua berita dan perilaku trader / investor dapat dibaca melalui grafik. Menarik!
History
Repeats itself : ada kecenderungan kuat bahwa perilaku para investor dan pelaku
pasar di masa lalu berulang. Perilaku investor yang terjadi di masa lalu
cenderung sama dengan masa kini dalam menyikapi berbagai informasi pasar.
Artinya; ketika seorang fear, ia cenderung menjual sahamnya dan greed membuat
harga saham terdorong naik.
Hal itu
terjadi terus menerus / berulang karena manusia punya urgensi yang sama :
mencari nikmat & menghindari sengsara / resiko.
Support
dan Resistance merupakan istilah penting dalam analisa teknikal. Fungsinya
seperti atap dan alas . Suport dan resisten berfungsi untuk mengindikasikan
batas atas maupun batas bawah dari pergerakan harga. Kalau harga kena area
support / alas, potensi harga naik / mantul. Sebaliknya; kalau dekat
resisten/atap, potensi harga turun.
Adanya
faktor ketidakpastian dalam semua metode analisis inilah yang membuat trader
dan investor harus punya stop loss. Stop loss adalah pembatasan resiko , ketika
harga saham yang kita beli berbalik / tidak sesuai harapan.
Nah
prinsip analisis teknikal berikutnya adalah “Price Moves in Trend”. Artinya apa
ya?
Price
moves in trend, artinya pergerakan harga tidak bergerak secara acak melainkan
berlangsung dalam satu pola (trend) tertentu. Pola tersebut akan terus
berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola ini berhenti dan berbalik arah.
Secara
garis besar garis trend dapat dibagi menjadi 3 yaitu: up trend (Bullish
Market), down trend (Bearish Market), dan Sideways.
Uptrend
adalah trend harga naik. Hal ini terjadi terus menerus sampai ada tanda
pembalikan arah. Seorang trend follower mengikuti trend naik dengan melakukan
buy / beli. Misalnya; saham Coca-Cola / KO yang uptrend sejak Mei 2009 …
Pada waktu
itu saham Coca Cola seharga 47, mulai menunjukkan gejala trend naik dengan
terbentuknya higher high & higher low. Seorang trend follower tidak peduli
fluktuasi harga harian, namun akan menyimpan sahamnya sampai trend naik
berakhir.
Saat ini, saham
Coca Cola yang berkode KO tersebut seharga 75, dan masih berada dalam trend
naiknya. Tanpa perlu capek, si trend follower mendapat profit sekitar 60% dari
harga 47 sampai dengan 75 tersebut.
Nah itu
adalah sebuah contoh bagaimana memanfaatkan trend harga naik. Hal yang sama
juga berlaku untuk trend turun.
Trend
turun bisa dimanfaatkan untuk trader komoditas dan forex untuk melakukan short
sellin; jual dulu , baru beli kemudian. Para short seller mendapat keuntungan
besar dengan melakukan penjualan saham terlebih dahulu dan beli ketika harga
turun.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar