Pasar
adalah sebuah tempat yang menyediakan sarana yang mempertemukan pembeli dan
penjual. Demikian juga dengan pasar saham. Pasar/bursa saham adalah tempat yang
menyediakan sarana untuk para investor yang berniat untuk membeli / menjual
saham.
Pasar menjadi
kompleks karena pelaku pasar terdiri dari banyak pihak dan jumlah yang
diperdagangkan juga cukup banyak. Pelaku pasar terdiri dari individu, lembaga, asing,
domestik, dari modal kelas teri hingga kelas kakap. Pelaku pasar tidak hanya
investor yang berniat membeli saham, namun juga perusahaan / emiten yang
menerbitkan saham tersebut.
Sebagai
seorang investor / pedagang, emiten / perusahaan, & setiap pihak ingin
untung besar dan cepat. Karena itulah kemudian muncul berbagai upaya untuk
menghasilkan keuntungan sebesar mungkin & secepat mungkin. Karena itulah, seringkali
untuk menghasilkan keuntungan tersebut dihembuskan rumor untuk membentuk
persepsi pasar.
Naik
turunnya harga sangat dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, yang
sangat dipengaruhi oleh persepsi dari investor. Minat beli & minat jual
investor di bursa sangat dipengaruhi oleh persepsi / pendapat investor terhadap
suatu emiten dan pasar.
Jika
persepsi yang terbentuk terhadap suatu emiten / saham / situasi pasar positif,
maka investor akan cenderung membeli. Sebaliknya, jika persepsi yang muncul terhadap
situasi pasar global / saham / emiten negatif, maka investor cenderung menjual.
Nah,sudut
pandang dari investor sangat dipengaruhi oleh informasi yang beredar di pasar.
Contohnya?
Contohnya,
ketika di Amerika / Eropa muncul berita negatif, maka pasar modal Amerika
cenderung melemah. Yang lebih menarik, meskipun berita tersebut muncul di
negara barat, Negara-negara di Asia termasuk Indonesia juga terpengaruh.
Sebagai
contoh, ketika muncul berita bahwa data pengangguran di Amerika memburuk dan
indeks Amrik turun tajam pada hari berikutnya, di Indonesia saham-saham juga
ikut merosot tajam karena investor cenderung terpengaruh persepsi ”tetangga”.
Contoh
lain, tiba-tiba beredar rumor / informasi bahwa PT.X yang sahamnya
diperdagangkan di BEI akan melakukan ekspansi. Atau beredar rumor bahwa PT.Y
memenangkan tender, atau mungkin diakuisisi oleh sebuah institusi. Kira-kira
apa yang terjadi?
Biasanya
ketika muncul rumor-rumor seperti itu, investor akan merespon dengan aksi beli
/ jual.
Jika rumor
yang beredar positif, misalnya kredibilitas perusahaan yang mengakuisisi tersebut
bagus, investor cenderung beli. Dalam kondisi seperti itu, biasanya hampir
pasti harga saham PT.X akan melonjak tinggi dalam waktu yang cepat. Investor yang
membeli saham PT.X bisa memperoleh keuntungan sangat cepat dalam sehari / 2
hari.
Apakah
informasi yang muncul benar? Belum tentu! Informasi / rumor itu seringkali
muncul dari sumber-sumber yang tidak jelas. Rumor bermunculan seperti oase di
padang gurun sehingga investor mudah percaya tanpa cek ricek.
Kadang rumor
sengaja ditiupkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mencari keuntungan
sesaat. Itulah yang disebut rumor pasar. Kebenarannya tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
Tujuan dari
rumor adalah untuk membentuk persepsi pasar terhadap suatu emiten sehingga
pasar membeli / menjual sahamnya. Karena hal seperti itu terjadi berulang-ulang,
maka pengaruh rumor terhadap harga saham harus dipahami.
Bagaimana
menyikapi rumor-rumor yang beredar dan informasi yang sebenarnya ? Mau tau ?
Simak ya ..
Informasi
yang beredar di pasar dibedakan menjadi 2, yaitu info resmi dari perusahaan
(emiten) & info tidak resmi. Nah info tidak resmi ini sumber beritanya tidak
berasal dari perusahaan, dibedakan menjadi 2 lagi.
Info tidak
resmi bisa berupa hasil riset yang dilakukan kalangan analis, & yang kedua
adalah info yang tidak jelas asal-usulnya. Info yang tidak jelas asal-usulnya
disebut dengan rumor. Ini adalah ciri-ciri pertama dari rumor. Saham-saham yang
diterpa rumor biasanya langsung bereaksi di pasar.
Karena
pengaruh rumor terhadap harga saham sering terjadi, kemudian lahir istilah buy
on the rumors, sell on the news. Nah apa yang mereka percaya dalam rumor
tersebut kadang terjadi, dan kadang tidak terjadi.
Jika rumor
yang beredar sifatnya negatif, maka biasanya tekanan jual terhadap saham tersebut
meningkat sehingga harga saham turun. Jika rumor yang beredar positif biasanya
langsung diikuti oleh naiknya permintaan sehingga harga saham akan naik. Dan jika
rumor benar-benar terjadi (menjadi berita resmi / news), trader mulai profit
taking. Inilah yang disebut buy on rumor, sell on news.
Trader yang
menggunakan patokan analisis teknikal tidak mudah diombang-ambingkan oleh rumor.
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena grafik tidak bisa bohong dan analisis
teknikal mencerminkan psikologi / perilaku market.
Informasi
yang beredar bisa bermanfaat, asalkan kita mencernanya dengan sebaik mungkin.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar