Halo
friends, momen-momen pelemahan tajam pada bursa adalah momen tepat bagi para
value investor untuk berburu. Banyak sekali orang yang menjadi kaya dengan
berburu saham murah pada saat crash, yaitu dengan value investing.
Sir John
Templeton mengatakan ; berinvestasilah ketika pesimisme dalam titik puncak. Nah
salah satunya adalah dengan Value Investing. Apa ya yang dimaksud dengan value
investing ?
Value
investing adalah strategi investasi dengan mencari saham dari emiten yang
dinilai “murah”. Murah di sini bukan berarti murah dari segi nominal. Bisa saja
saham yang harganya 20000 lebih murah dari saham 3000an. Mengapa bisa demikian?
Karena secara valuasi saham x yang harganya 20 ribu tersebut lebih murah.
Value
Investor paling banyak dijumpai. Mereka mencari saham-saham fundamental bagus dengan
PER terdiskon. Value stock juga bisa ditemukan di sektor apa saja, baik blue
chips maupun second liner. Nah, masa koreksi tajam seperti saat ini adalah saat
yang tepat untuk berburu saham terdiskon.
Biasanya,saham
yang valuasinya terdiskon banyak ditemukan ketika pasar saham sedang
terguncang. Biasanya ketika market turun, banyak terjadi panic selling karena
menanggapai pasar secara reaktif. Secara fundamental sebenarnya bukan kondisi
perusahaan yang terguncang sehingga valuasi jadi lebih murah.
Industri
otomotif saat ini sedang tertekan selain karena market global & juga karena
kebijakan baru DP kendaraan. Hal ini akan menimbulkan sentiment negative &
menurunnya permintaan dalam jangka pendek.
Hal
tersebut membuat salah satu perusahaan otomotif tertekan cukup dalam, yaitu
ASII. Namun dalam jangka panjang, konsumen akan beradaptasi. Dan perlu
diingat,ASII tidak hanya bergerak di sector otomotif.
ASII atau
PT Astra Internasional adalah perusahaan yang memiliki fundamental sangat kuat
dari berbagai bidang usaha. Selain otomotif, ASII juga punya anak usaha bidang
pertambangan, alat berat, kelapa sawit, dll.
Intinya,secara
fundamental perusahaan masih sehat dan harga terdiskon tajam. Para value
investor akan sigap pada kondisi ini, semakin terdiskon itu artinya semakin
bagus buat mereka.
Bagaimana
cara menyortir 400 saham yang terdaftar di BEI ? Bagaimana mencari saham bagus
yang terdiskon?
Pilih
beberapa sector / industry yang Anda sukai, atau yang bersifat defensif untuk
investasi. Dari sector tersebut, pilih beberapa saham yang memimpin dan
bandingkan PER dan PBV nya.
Cari
saham-saham di sector tersebut yang punya PER dan PBV terdiskon. Bisa cek di
harian Kontan. Biasanya saham yang undervalued memiliki rasio PER dan PBV yang
rendah.
Tips lain
untuk Value Investing adalah Rasio PEG dan DER sebaiknya kurang dari 1.
Disarankan untuk memilih saham yang memiliki hutang lebih kecil dari modal.
Lebih baik cari perusahaan yang tidak cuma murah tapi juga sehat. Bisa dilihat
dari rasio utang terhadap modal.
Saham yang
undervalued umumnya adalah saham yang berfundamental baik, namun sedang
tetekan. Karena itu digunakan rasio PEG dan DER untuk memfilter saham.
PER &
PBV digunakan untuk mengetahui mahal tidaknya harga saham tersebut dibanding
saham sejenis. Anda bisa membeli saham tersebut bila harga pasarnya lebih
rendah dari harga wajar. Pada prinspnya value investing adalah membeli di harga
rendah dan menjual di harga tiinggi ( BUY LOW, SELL HIGH ).
Kuncinya
adalah kesabaran untuk menunggu momen yang tepat atau harga terdiskon. Bila
menggunakan metode PER, maka biasanya kita akan membeli saham hanya beberapa
kali dalam setahun.
Lalu kapan
kita harus menjual valued stocks tersebut? Jual ketika harga pasar sudah melebihi
harga wajarnya. Nah saat ini adalah masa-masa koreksi yang cukup tajam, para
value investor sudah mulai berburu saham.
Pemilihan
saham bukan kunci keberhasilan investasi, namun KESABARAN yang membuatnya
berhasil. Semoga sharing tentang Value Investing mencerahkan di tengah koreksi
tajam hari ini. Selalu ada kesempatan dalam setiap situasi,tergantung bagaimana
kita memandang.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar