Minggu, 17 Januari 2016

Behavioral Finance



Tahukah Anda, sepanjang tahun 2007 harga saham meroket 54% dan pada tahun 2008 turun 25% ?

Teori pasar modal efisien yang berasumsi bahwa investor berperilaku rasional tampak kesulitan mejelaskan fluktuasi tersebut! 

Teori pasar modal efisien beragumen bahwa harga saham telah mencerminkan semua informasi yang relevan sehingga saham tersebut di hargai secara “wajar”(fairlypriced). Jika demikian, apakah wajar jika nilai sebuah korporasi bisa naik begitu cepat hanya untuk terjun bebas ?

Hasil gambar untuk behavioral financeBehavioral finance mungkin lebih tepat untuk menjelaskan fenomena ini. Apa ya yang disebut dengan Behavioral Finance ?

Behavioral finance adalah paradigma dimana pasar keuangan dipelajari berdasar Psikologi Kognitif. Apa ya artinya?

Psikologi kognitif menjelaskan bagaimana “ketidakrasionalan” manusia memepengaruhi pergerakan saham. Para psikolog kognitif mencatat beberapa pola berkaitan dengan perilaku manusia seperti overconfidence atau over pede, dll. Beberapa pola lain yang dicatat oleh psikolog kognitif antara lain heuristics, mental accounting, conservatism, & disposition effect.

Sifat overconfidence menyebabkan investor percaya bahwa mereka bisa mengalahkan pasar. Mereka yang overconfidence cenderung agresif dalam berinvestasi. Apakah Anda sering overconfidence? Waspadalah!
Sifat heuristics membuat pengambilan keputusan menjadi mudah tapi cenderung tidak optimal. Kenapa ya ?

Contohnya kebiasaan investor jika harus membagi portofolionya menjadi beberapa saham / terlalu terdiversifikasi. Kalau terlalu terdiversifikasi, maka jika harga naik, keuntungan yang diperoleh jadi kurang optimal. Selain itu juga lebih sulit mengamati banyak saham daripada sedikit saham.

Sifat lain yang dicatat oleh psikolog kognitif adalah Mental Accounting. Apa itu ya ?

Mental accounting merujuk pada kebiasaan investor memisahkan keputusan yang sebenarnya bisa dilakukan bersamaan. Misalnya, membuka banyak rekening investasi saham (4 atau 5) untuk tujuan yang berbeda-beda bisa jadi kurang efektif. Membuka 2 akun untuk memisahkan tujuan investasi vs trading cukup bagus, tapi kalau sampai buka 4 – 5 pasti jadi tidak efektif.

Gejala psikologi kognitif lainnya adalah investor juga cenderung konservatif. Maksudnya bagaimana ya ? 

Sifat konservatif pada beberapa investor membuat mereka terlalu lambat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Akibatnya, proses harga saham yang seharusnya merefleksikan perubahan harus berjalan secara bertahap. Hal ini menimbulkan pola tertentu pada harga saham dan melahirkan strategi analisis teknikal.

Nah, gejala lain dalam psikologi kognitif adalah Disposition Effect. Apa itu ya ?

Disposition effect merujuk pada pola dimana investor cenderung tidak mau mengakui kesalahan. Misalnya saja ketika ia melakukan kesalahan yang sama dalam trading, tetap tidak mau berhenti / mengevaluasi. Efek ini menerangkan mengapa pada saat pasar bergairah, volume perdagangan saham melonjak. Tapi ketika pasar sedang lesu, volume perdagangan turun.

Behavioral Finance, meskipun masih muda usia, tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia bisa menerangkan, misalnya mengapa investor di China lebih suka membeli saham dengan harga yang berakhiran angka delapan.

Sumber : EllenMay @pakarsaham

Tidak ada komentar:

Posting Komentar