Tahukah
Anda, sepanjang tahun 2007 harga saham meroket 54% dan pada tahun 2008 turun
25% ?
Teori
pasar modal efisien yang berasumsi bahwa investor berperilaku rasional tampak
kesulitan mejelaskan fluktuasi tersebut!
Teori pasar
modal efisien beragumen bahwa harga saham telah mencerminkan semua informasi yang
relevan sehingga saham tersebut di hargai secara “wajar”(fairlypriced). Jika
demikian, apakah wajar jika nilai sebuah korporasi bisa naik begitu cepat hanya
untuk terjun bebas ?
Behavioral
finance mungkin lebih tepat untuk menjelaskan fenomena ini. Apa ya yang disebut
dengan Behavioral Finance ?
Behavioral
finance adalah paradigma dimana pasar keuangan dipelajari berdasar Psikologi
Kognitif. Apa ya artinya?
Psikologi
kognitif menjelaskan bagaimana “ketidakrasionalan” manusia memepengaruhi
pergerakan saham. Para psikolog kognitif mencatat beberapa pola berkaitan
dengan perilaku manusia seperti overconfidence atau over pede, dll. Beberapa
pola lain yang dicatat oleh psikolog kognitif antara lain heuristics, mental
accounting, conservatism, & disposition effect.
Sifat
overconfidence menyebabkan investor percaya bahwa mereka bisa mengalahkan pasar.
Mereka yang overconfidence cenderung agresif dalam berinvestasi. Apakah Anda
sering overconfidence? Waspadalah!
Sifat
heuristics membuat pengambilan keputusan menjadi mudah tapi cenderung tidak
optimal. Kenapa ya ?
Contohnya
kebiasaan investor jika harus membagi portofolionya menjadi beberapa saham /
terlalu terdiversifikasi. Kalau terlalu terdiversifikasi, maka jika harga naik,
keuntungan yang diperoleh jadi kurang optimal. Selain itu juga lebih sulit
mengamati banyak saham daripada sedikit saham.
Sifat lain
yang dicatat oleh psikolog kognitif adalah Mental Accounting. Apa itu ya ?
Mental
accounting merujuk pada kebiasaan investor memisahkan keputusan yang sebenarnya
bisa dilakukan bersamaan. Misalnya, membuka banyak rekening investasi saham (4
atau 5) untuk tujuan yang berbeda-beda bisa jadi kurang efektif. Membuka 2 akun
untuk memisahkan tujuan investasi vs trading cukup bagus, tapi kalau sampai
buka 4 – 5 pasti jadi tidak efektif.
Gejala
psikologi kognitif lainnya adalah investor juga cenderung konservatif.
Maksudnya bagaimana ya ?
Sifat
konservatif pada beberapa investor membuat mereka terlalu lambat bereaksi terhadap
perubahan yang terjadi. Akibatnya, proses harga saham yang seharusnya
merefleksikan perubahan harus berjalan secara bertahap. Hal ini menimbulkan
pola tertentu pada harga saham dan melahirkan strategi analisis teknikal.
Nah,
gejala lain dalam psikologi kognitif adalah Disposition Effect. Apa itu ya ?
Disposition
effect merujuk pada pola dimana investor cenderung tidak mau mengakui
kesalahan. Misalnya saja ketika ia melakukan kesalahan yang sama dalam trading,
tetap tidak mau berhenti / mengevaluasi. Efek ini menerangkan mengapa pada saat
pasar bergairah, volume perdagangan saham melonjak. Tapi ketika pasar sedang
lesu, volume perdagangan turun.
Behavioral
Finance, meskipun masih muda usia, tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia bisa
menerangkan, misalnya mengapa investor di China lebih suka membeli saham dengan
harga yang berakhiran angka delapan.
Sumber :
EllenMay @pakarsaham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar