Sabtu, 03 Oktober 2015

Berkenalan Dengan Derivatif



Hasil gambar untuk derivatif pasar modalDerivatif berasal dari kata derive yang artinya turunan dari yang utama. Jadi secara mudah bisa diartikan Produk Derivatif adalah produk turunan dari produk investasi yang utama. Maka bila ada produk yang masuk dalam kategori Produk Derivatif, maka pasti ada produk utama yang menjadi sumber transaksi mereka.

Karena hanya merupakan turunan dari yang utama, maka bisa dikatakan semua produk yang dijual beli bisa diderivatifkan. Beberapa yang paling umum dikenal adalah Derivatif Emas, Valas, Indeks Saham dan lain-lain. Beberapa transaksi Derivatif paling umum adalah Call, Option, Spot, Forward dan sebagainya.

Dalam hirarki investasi, Derivatif masuk ke jenis investasi paling berisiko. Walaupun secara mudah bisa dikatakan bahwa transaksinya sama yaitu jual dan beli, namun dalam Transaksi Derivatif terdapat unsur margin yang membuat transaksi ini menjadi lebih berisiko. Karena transaksi ini turunan dari yang utama, maka pastinya kita juga tidak bertransaksi seperti yang utama.

Hasil gambar untuk membeli rumah
Gampangnya kami kasih ilustrasi mudah yaitu pembelian rumah. Misal anda ingin membeli rumah seharga 100 juta, rumah belum ada tapi pengembang sudah menjual gambar. Anda yakin bahwa harga rumah tadi bila sudah jadi maka akan meningkat dari harga yang ditawarkan pengembang.

Maka secara normal, untuk beli rumah tadi anda harus bayar 100, dapat bukti hak, tunggu dibangun dan anda jual. Tapi bisa juga anda lakukan dengan membayar 100, Dan sebelum rumah jadi kalau ada yang berminat ingin beli dengan harga di atas 100 maka anda jual. Atau lebih advance lagi, anda bisa pakai KPR senilai 30%, maka anda dapat 2 rumah, dan anda jual rumah tadi dengan minta pembeli mengganti KPRnya plus keuntungan anda.

Nah Derivatif sama seperti transaksi terakhir, dengan dana tidak sebesar harga rumah, anda sudah bisa bertransaksi beli dan jual rumah. Bagaimana dengan margin? Gampangnya, margin seperti bunga KPR yang harus anda bayar selama rumah belum laku, maka kita tetap harus bayar bunganya.

Hanya saja bedanya adalah, bila transaksi rumah di atas digambarkan dengan bunga, maka di produk lain digambarkan dengan harga. Artinya kalau harga turun dari harga pembelian, maka kita harus menambah dana margin agar modal pembelian kita tidak hilang.

Mudahnya, anda beli senilai 100, maka anda punya peluru senilai 100 tadi. Bila harga turun dibawah 100, maka anda harus mengisi lagi peluru anda atau anda dianggap kalah. Mungkin agak membingungkan, tapi dalam prakteknya tidak serumit teorinya.

Dalam transaksi Derivatif dikenal istilah two ways investment, artinya kita bisa melakukan transaksi untuk 2 posisi. Saat harga cenderung naik, kita bisa pasang posisi beli, dan ketika posisi cenderung turun kita bisa pasang posisi jual. Mengapa bisa demikian? Karena sekali lagi kita tidak berinvestasi di produk yang real. Jadi kesimpulannya, dengan Derivatif kita bisa invest dengan dana kecil untuk transaksi besar, dan kita bisa masuk dalam 2 posisi baik beli lalu jual, atau jual kemudian beli.

Hasil gambar untuk contoh derivatifBenarkah Derivatif investasi bukan judi? Agak sulit menilainya, karena tiap orang punya penilaian sendiri. Bagi yang menilai judi, alasannya karena tanpa ada produknya maka disebut judi. Sedangkan yang menilai invest karena dalam menentukan posisi baik beli dan jual ada perhitungannya, maka itu bukan judi. Menurut anda? Anda bisa menilainya sendiri.

Di beberapa negara maju Pasar Derivatif sangat berkembang, bahkan bisa menjadi penentu ekonomi. Ingat kasus Supreme Morgate? Itu juga disebabkan oleh Transaksi Derivatif. Di Indonesia sendiri terdapat 2 Pasar Transaksi Derivatif yaitu Jakarta Future Exchange (JFX) dan Indonesia Commodities and Derivatif Exchange (ICDX).

Tapi di luar itu sangat banyak Pasar dan Transaksi Derivatif. Hampir semua pasar trading saham di internet adalah Derivatif. Nah friends, sekian dulu pengenalan kita dengan Derivatif.

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar