Sabtu, 03 Oktober 2015

BI Rate dan Keuangan Kita



Hasil gambar untuk bi rateKemarin BI resmi menaikkan suku bunga menjadi 7.25%. Hal ini agak diluar perkiraan karena pengamat memperkirakan BI akan tetap di 7%. Dampak lanjutan yang kemungkinan akan timbul adalah penyesuaian bunga penjaminan…yang biasanya maksimal sama dengan bunga BI rate.

Di satu sisi, kenaikan ini memberi peluang akan adanya kenaikan suku bunga simpanan kita di perbankan. Namun sisi lain artinya akan ada penyesuaian (kenaikan) bunga pinjaman. Artinya dengan kenaikan bunga BI rate ini, maka mereka yang memiliki pinjaman harus bersiap dengan adanya tambahan beban alokasi pembayaran angsuran pinjaman.

Hasil gambar untuk kredit
KPR, kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit lainnya bersiap untuk hal ini. Di sisi lain lagi, kenaikan bunga ini diharapkan pemerintah untuk mengurangi jumlah uang beredar agar nilai kurs kita dibanding mata uang lain tetap kompetitif.

Maka itu artinya orang ditahan untuk melakukan pembelanjaan, maka secara luas mungkin perusahaan tempat kita bekerja akan terkena dampak karena berkurangnya penjualan. Nah artinya lagi, kenaikan beban ini tidak diikuti dengan tambahan penghasilan, so mulailah mengelola pengeluaran kita.

Hasil gambar untuk kenaikan bi rateIlmu dasar tetap sama, utamakan selalu kebutuhan di atas keinginan. Kenaikan BI rate ini juga menghasilkan konsekuensi menurunnya harga investasi di produk bertumbuh. Obligasi, saham, emas, property adalah beberapa produk yang kemungkinan akan turun harganya. Semuanya menjadi turun karena memiliki alasan atau sebab yang berbeda-beda.

Obligasi menjadi turun karena dengan jangka waktu mengikat, bunga relatif sama, maka orang pasti lebih memilih obligasi karena lebih likuid. Sebagai informasi masih ada bunga Ori yang ratenya sekitar 6% dan jangka waktunya masih lebih dari 1 tahun. Ori 9 sebagai contoh adalah produk obligasi tahun 2012, jangka waktu 3 tahun dan kupon 6,25%. Kalau nanti sempat baca, bisa dibuktikan harganya pasti dibawah 100%.

Saham juga kemungkinan akan turun. Alasannya sama, selain likuiditas yang lebih tinggi di deposito, alasan lain adalah kepastian hasil yang tidak diperoleh di saham dibandingkan deposito.

Dan tentu saja, prospek perusahaan yang turun karena harga naik dan konsumsi masyarakat turun…mengakibatkan laba perusahaan bisa turun. Tapi kalau dilihat di sisi lain, turunya saham adalah kesempatan untuk investasi jangka panjang.

Hasil gambar untuk emas turun
Emas juga kemungkinan akan turun. Perlu diketahui harga emas juga dipengaruhi nilai tukar atau kurs rupiah terhadap negara lain khususnya dollar. Kenaikan BI rate membuat rupiah berkurang yang artinya nilainya bisa meningkat. Maka emas jadi turun deh harganya.

Property juga akan menjadi masalah. Kenaikan bunga simpanan yang diikuti kenaikan bunga pinjaman membuat penjualan akan turun. So, untuk jangka pendek, hal ini bisa menjadi masalah, tapi untuk jangka panjang ini adalah kesempatan, kesempatan untuk mendapatkan produk dengan prospek bagus di harga relatif murah.

Hasil gambar untuk uang cashUntuk jangka pendek ini, saran lebih fokus miliki cash, karena orang yang memiliki cash punya banyak alternatif investasi. Untuk yang sudah pegang produk jangka panjang tapi tujuannya sudah dekat maka ambil dulu.

Untuk yang masih lama, dan investnya rutin, jangan panik dan tetap saja lakukan rutinitasnya.

Untuk yang lumpsum, mulailah berhitung. Mungkin 30% dari investasi Anda bisa dilikuidasi dulu sambil tunggu momentum masuk di harga rendah. O ya, karena BI rate naik, maka itu juga sebagai pertanda bahwa inflasi tahun ini juga pasti di atas 7.5%.

Jadi kesimpulannya, untuk pengelolaan, atur lagi pengeluaran kita, untuk utang persiapkan adanya perubahan harga, untuk investasi ada kesempatan dapat produk bagus. So dalam setiap masalah selalu ada kesempatan dan peluang yang bisa diambil.

Semoga kita tetap menjadi investor cerdas dalam menghadapi semua kondisi ekonomi.

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar