Sabtu, 10 Oktober 2015

Reksadana Pendapatan Tetap



Hasil gambar untuk reksadana pendapatan tetapRD selanjutnya yang kita bahas adalah RD pendapatan tetap (RDPT). Dari namanya banyak yang mengira RD ini sangat aman karena memberi hasil tetap (sama dengan deposito bank). Termasuk penjual yang tidak mengerti juga akan menjelaskan hal yang sama.

Padahal RDPT artinya manajer investasi (MI) menginvest uang kita ke produk yang memberi hasil tetap, misal deposito, obligasi pemerintah atau swasta dll. Terus, kok tidak bisa memberi hasil tetap?

Karena obligasi walau memberi hasil tetap, dia juga diperjual belikan sehingga ada harga yang membuatnya berubah nilai. Contoh mudah, obligasi memberi hasil (kupon) 10%, dia memang memberi hasil pasti 10% per tahun. Tapi harganya bisa jadi dibawah harga beli awal, sehingga nilainya juga menjadi turun.

Nah di RDPT, harga jual beli nab diperoleh dari nilai tadi, atau gampangnya, harga pasar saat ini bukan perolehan awal. Semoga sudah cukup mengerti kenapa RDPT walau disebut ‘tetap’ tapi bisa membuat investasi kita turun nilainya.

Nilai obligasi biasanya naik atau turun dipengaruhi oleh bunga perbankan. Bila bunga bank naik maka nilai obligasi akan turun. Ingat, nilai ya, bukan hasil obligasi. Artinya nilai turun adalah nilai obligasi tadi dibawah nilai saat awal dikeluarkan; kalau awal 100% maka dia dibawah 100%.

Otomatis bila obligasi nilainya turun maka RDPT juga akan turun nilai(nab)nya sehingga kepemilikan kita berkurang. Sebaliknya bila bunga bank turun, obligasi nilainya naik dan nab RDPT naik, otomatis kepemilikan kita bertambah. RDPT biasanya digunakan untuk tujuan keuangan jangka waktu menengah yaitu di atas 1-5 tahun. Sebab biasanya obligasi juga berjangka waktu sekitar itu.

Bila ingin invest di RDPT, pertimbangkan tingkat bunga ke depan. Bila bunga bank Anda perkirakan akan naik ke depannya, maka jangan beli. Sebaliknya bila kita mengasumsikan bunga akan turun ke depannya, maka saatnya masuk ke RDPT.

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar