Produk investasi hasil tinggi
biasanya memberi imbal hasil yang bertumbuh; artinya peningkatannya didapat
dari kenaikan nilai, bukan bunga. Jadi bisa disimpulkan bahwa naik atau
turunnya produk tersebut sangat bergantung dari bagaimana investor melihat prospek
produk tadi ke depan.
Sebagai contoh emas harganya akan
naik bila para investor emas yakin ke depan prospek emas akan lebih baik dari
saat ini. Jadi artinya kenaikan harga dipicu oleh prospek yang akan terjadi di
masa depan.
Banyak hal yang memicu kenaikan
harga dan nilai ini ke depan. Mulai dari yang realistis, akademis, bahkan bisa
jadi hanya dipengaruhi rumor atau kabar burung yang tidak jelas dasar dan
penyebabnya. Tapi semuanya bisa menjadi dasar investor untuk menilai prospek
dari investasi tadi.
Salah satu moment penting yang
terjadi dalam adalah Pemilu. Anggota legislatif sudah diketahui hasilnya,
tinggal siapa pemimpin negeri yang ditunggu. Penentuan pemimpin negeri memiliki
nilai strategis bagi investasi.
Sejak tahun 1987, Pemilu selalu mengakibatkan
kenaikan dan optimisme pada pasar. Data menunjukkan tahun 1987 sehabis Pemilu,
pasar (IHSG) meningkat 2,7%. Tapi ingat saat itu pasar saham kita masih muda
sekali. IHSG baru berusia 4 tahun.
Tahun 1992 atau 5 tahun kemudian
Pemilu membuat pasar kita lebih bergairah dengan kenaikan 14.21%.
Pada 1997 Pemilu kembali memberi
dampak kenaikan; saat itu pasar tumbuh 16% walaupun kemudian runtuh terkena
dampak krisis moneter dan politik di negara kita.
Tahun 1999 sebagai Pemilu reformasi
juga memberi dampak kenaikan pasar; walaupun hanya 2% namun membuat pasar
ditutup tahun itu dengan kenaikan cukup signifikant.
Tahun 2004 saat Pemilu selanjutnya
ditandai dengan profil presiden pilihan rakyat membuat pasar lebih percaya
diri, dimana kenaikan pasar sebesar 35% terjadi.
Dan terakhir 2009 ; pasar kembali
optimis meninggalkan Amerika dan Eropa yang sakit-sakitan ketika kita gagah
naik 38.4%.
Data menggambarkan bagaimana pasar
selalu optimis dengan pemerintahan baru. Pasar juga memperlihatkan bagaimana
besarnya harapan mereka terhadap peningkatan perekonomian negara dengan adanya
pemerintahan baru.
Walaupun tidak bermaksud untuk
mengarahkan ke salah satu calon, tapi beberapa indikasi sudah membuktikan bagaimana
reaksi pasar saat salah satu calon bermanuver dan pasar selalu bergerak.
Apa yang harus kita perhatikan
adalah, ada satu aturan penting di pasar modal yang diyakini investor yaitu
pasar akan selalu berulang.
Kalau sejarah memperlihatkan pasar
kita selalu naik saat pemerintahan baru terbentuk; bahkan ketika pemerintahan
tadi bukan pilihan rakyat (Pemilu sebelum reformasi). Dan meningkat sangat
signifikan saat pemerintahannya adalah pilihan rakyat (tahun 2009 SBY dipilih lebih
dari 60% pemilih). Maka kita bisa katakan ini adalah peluang jangka pendek yang
bisa kita ambil.
Sebab sebenarnya siapapun
pemerintahannya, tugas mereka hanya 1 yaitu memajukan rakyat dan negaranya. Dan
itu berarti peningkatan pada harga pasar.
Jadi bersiap ambil untung dan
menyambut pemerintahan baru. Optimis saja. Pasar tidak pernah bohong kok.
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar