Sabtu, 10 Oktober 2015

Reksadana Khusus



Masih ada beberapa reksadana (rd) khusus yang merupakan pengembangan dari rd dasar.

Hasil gambar untuk reksadana proteksiRd proteksi adalah reksadana yang memberi jaminan berupa keamanan besaran jumlah investasi awal nasabah. Artinya kalau kita masuk 10 juta maka dijamin di akhir periode pokok kita tidak akan berkurang, bahkan ada yang menjanjikan lebih.

Apa bedanya dengan deposito dan obligasi? Beda dengan deposito adalah dari hasilnya. Kalau deposito dapat bunga kalau proteksi dapat bagi hasil. Jadi hasil proteksi bisa tidak tetap. Bedanya dengan obligasi? Sama saja, yaitu secara total pengembaliannya proteksi tidak bisa dipastikan tetap.

Hasil gambar untuk reksadana indeksRd indeks, disebut indeks karena investasinya mengaju indeks yang ada di pasar. Di pasar ada banyak indeks yang terbentuk: mulai dari yang terbesar yaitu IHSG, LQ45, BI40, Kompas100, Saham Syariah dll. Nah rd indeks berinvestasi mengikuti indeks dasarnya, artinya saham pilihan adalah saham yang tercantum di indeks tadi.

Kalau kita lihat dengan teliti biaya masuk dan keluar, rd ini lebih rendah dari yang lain; ini karena dianggap MI tidak melakukan effort terlalu besar. Pemilihan saham hanya ikut perkembangan indeks.

Hasil gambar untuk reksadana syariahRd syariah adalah rd dengan basic saham dan obligasi syariah. Apa yang membedakan rd syariah dan indeks syariah? Sederhana saja, saham di rd syariah pasti ada di rd indeks syariah. Tapi saham di indeks belum tentu ada di rd syariah. Artinya saham di rd syariah adalah saham pilihan dari saham indeks.

Kalau kita perhatikan dengan seksama maka di Indonesia sampai saat ini hanya terdapat rd pendapatan tetap atau pasar uang mata uang asing. Ini karena memang hanya ada obligasi dan pasar uang yang investasinya dalam denominasi mata uang asing.

Basic investasi lain belum ada. Jadi kalau ada yang menawarkan rd saham dalam mata uang asing, mungkin kita harus lebih hati-hati karena bisa jadi bukan produk dari negara kita. Perencana Keuangan biasanya menyarankan klien untuk membeli rd yang berasal dari dalam negeri.

Karena produk dasar rd sangat unik, kita harus tahu kondisi dan latar belakang produk dasarnya. Misalnya rd saham; investor yang baik pastinya tahu ke saham mana saja uangnya ditanam. Nah kalau sahamnya di luar negeri pasti akan sulit untuk kita melakukan kontrol. Melihat produk Astra atau Telkom di Indonesia pasti lebih mudah dibanding melihat produk perusahaan dari luar.

Untuk menilai apakah reksadana incaran kita benar dan tidak bodong (ingat kasus rd bodong Century), secara sederhana adalah: Nama reksadana tadi ada di media ekonomi seperti @Kontan, @BisnisIndonesia dll.

Saat kita membeli, maka kita akan menyetor ke rekening dengan nama produk tadi, bukan nama perusahaan apalagi nama orang.

Sampai saat ini rd belum bisa dibuka dengan cara online. Jadi kalau ada penawaran online maka pembukaan rekening pasti harus tatap muka.

Menilai reksadana ada beragam cara, sangat bergantung dari tujuan si nasabah berinvestasi. Tapi intinya bagi nasabah cuma 1 yaitu kenaikan asset yang dimiliki. Untuk itu dalam memilih rd kita juga harus melihat bagaimana MI sebagai koki meracik uang kita agar bisa tumbuh dengan optimal.

Itulah mengapa historis kinerja sangat diperlukan, dan keterbukaan MI untuk memberi informasi juga penting.

Pelajari kinerja minimal 3 tahun ke belakang, kalau mau hingga 5 tahun. MI yang bagus memiliki kinerja yang stabil dan konsisten. Pastinya yang konsistensinya naik bukan turun hehe. Tapi bukan berarti juga kita tidak boleh masuk ke MI yang berani berspekulasi.

Untuk tujuan kita yang panjang, tahun-tahun awal tidak masalah untuk mencoba MI yang berani. Biasanya ditandai dengan pertumbuhan yang sangat ekstrim, naik tinggi kemudian turun tinggi, begitu seterusnya. Nah kalau kita agak risk taker tidak apa ambil rd ini di awal, tapi mendekati tujuan pindah ke rd yang lebih stabil agar tidak terguncang saat kita mau cairkan.

Hasil gambar untuk ETFSaat ini hampir semua rd sedang rontok, khususnya yang term yaitu pendapatan tetap dan saham. Pendapatan tetap turun karena BI rate yang terus naik, dan saham karena kondisi ekonomi pasar.
Ada yang bilang ini saat untuk masuk lebih banyak tapi menurut kami ini saat untuk menunggu. Kalau sudah punya jadwal rutin, tetap jalan. Tapi untuk top up; tunggu habis lebaran ya...

Kalau bunga sampai ke 7% maka sudah pasti kondisi ekonomi kita akan turun. Lepas di pendapatan tetap, masuk ke pasar uang untuk cari moment masuk di saham.

O ya, ada produk turunan rd yang namanya ETF (exchange trade fund) yaitu reksadana yang diperjual belikan di pasar modal. Jadi selain berfungsi sebagai sarana investasi, rd bisa diperjual belikan di pasar modal. So bukan hanya dicairkan ke penerbit.

 sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar