Berita terakhir Rupiah kita sudah
ada di angka 12.000 per USD. Sudah naik cukup tinggi sejak awal November 2013.
Kenaikan ini memang tidak terlalu
kita rasakan karena transaksional harian kita yang menggunakan Rupiah. Belum
lagi harga-harga yang belum mengalami kenaikan, karena perusahaan masih
menggunakan harga lama sebagai pengukur transaksinya.
Ya, kalau kita gunakan rata-rata
transaksi pembayaran secara kredit yang bisa sampai 3 bulan maka harga akan
mengalami perubahan sekitar 6 bulan ke depan. Tiga bulan masa pembayaran dan 3
bulan lagi masa penjualan.
Jadi kalau dalam 4 bulan masih tidak
bisa ditahan, bersiap saja untuk adanya kenaikan.
Memang harus diakui pengaruh paling
terlihat dengan kenaikan kurs adalah konsumsi. Sebab sebagai individu kita pasti
memiliki kebutuhan untuk konsumsi.
Nah dengan meningkatnya konsumsi,
otomatis akan ada prioritas lain yang harus dikorbankan. Biasanya sih yang
terjadi adalah pengorbanan sisi investasi. Oleh karenanya dengan penurunan
nilai Rupiah kita harus bisa berstrategi agar tetap bisa investasi.
Beberapa mengatakan caranya adalah
dengan memindahkan dana ke investasi bentuk Dollar. Hanya masalahnya kita tidak
pernah tahu apakah Dollar akan kemudian naik lagi atau malah turun.Ketika naik,
tidak ada masalah. Tapi kalau turun, maka bencanalah yang terjadi. Belum lagi
dengan adanya kenaikan kurs, artinya kepemilikan kita akan semakin kecil.
Contohnya ketika kita punya 10 juta
dan disimpan di Valas harga 10 ribu, artinya kita punya 1000. Tapi karena
sekarang 12 ribu artinya jumlah Dollar yang kita dapat menjadi di bawah 1000.
Nah satu hal yang biasanya terjadi,
ketika Dollar naik maka Emas juga naik. Bagaimana sekarang? Ternyata Emas tetap
stagnan bahkan cendurung turun. Berarti bisa dikatakan bahwa harga Emas saat
ini turun secara nilai. Artinya bisa dikatakan murah. Sebab biasanya kenaikan
Emas selain dari sisi nilai juga dari kurs. Maklum emas adalah komoditas dunia.
Produk lain yang turun adalah Saham,
khususnya beberapa Saham yang memiliki sejarah di valuta asing atau impor. Namun
bukan berarti semua Saham akan jelek. Melihat kondisi negara kita yang sedang
bertumbuh, maka masih ada Saham yang memilki peluang bagus.
Infrastruktur yang dipengaruhi
kebutuhan rakyatnya yang tinggi adalah beberapa diantaranya.
Khusus untuk mereka yang memiliki
kebutuhan Valas untuk 4 bulan kedepan, maka jangan berspekulasi; lakukan
pencairan sekarang dan simpan dalam Valas.
Untuk yang mau bermain Valas dan
mendapatkan keuntungan sesaat, mungkin bisa mencoba, mengingat akhir tahun
banyak yang liburan keluar negeri dan saat berbelanja bagi kalangan tertentu.
Untuk yang punya tujuan jangka
panjang, tidak usah panik. Ini adalah saat untuk menilai bagaimana kinerja
produk kita.
Ada beberapa pembanding yang bisa
dipakai, RD Saham dengan IHSG, RD Pendapatan Tetap dengan rata-rata Obligasi
atau malah Deposito spesial, properti dengan inflasi, dst.
Keterpurukan Rupiah memang akan
menjadi masalah bila hal ini terus dan tetap berlanjut dalam 6 bulan ke depan. Apalagi
saat Pemilu dimana Rupiah lebih banyak keluar untuk kebutuhan Pemilu. Jadi,
mari kita lihat dan tunggu, bagaimana penguasa mengatasi hal ini.
Kata pembuat kebijakan, kurs ideal
sih di 11.500. Dan itupun sudah turun dibandingkan dengan awal tahun. Jadi apa
yang harus kita lakukan? Mari tetap fokus dan lihat bagaimana perkembangannya
:)
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar