Sabtu, 10 Oktober 2015

Manajemen Investasi Saat Krisis



Hasil gambar untuk krisis moneterKrisis adalah saat dimana kondisi pasar makro ekonomi menyebabkan turunnya investasi kita. Beberapa krisis yang pernah terjadi, 1988, 1998 dan 2008 adalah beberapa diantaranya.

Krisis 1988 timbul karena adanya Pakto 88 tentang aturan pendirian bank. Satu sisi ada baiknya karena mudah buat bank tapi sisi negatifnya membuat risiko keuangan jadi tinggi karena banyak bank yang dibuat asal jadi dan ekonomi menjadi memanas.

Krisis selanjutnya tahun 1998. Mungkin dan semoga, ini adalah yang terparah yang pernah kita alami. Spekulasi keuangan dan rusaknya tatanan ekonomi Asia yang menjadi penyebabnya.

Hasil gambar untuk sahamLanjut kemudian tahun 2008. Krisis juga terjadi, hanya saja tidak separah tahun 1998. Saat itu Eropa dan US yang jatuh dan kita terkena dampaknya. Hampir semua krisis tadi ditandai dengan kurs yang jatuh dan pasar saham yang berantakan.

Kenapa 2 pasar ini yang paling mudah kena? Karena di pasar ini dana yang masuk paling mudah untuk masuk dan keluar. Biasanya 2 pasar inilah yang digunakan sebagai indikasi awal krisis. Saham dan valas jatuh, maka investasi riil juga akan jatuh.

Lalu bagaimana dengan saat ini, apakah krisis? Walaupun tidak bermaksud mendahului, siklus krisis kita adalah 10 tahunan, jadi belum sekarang :)

Cadangan pemerintah lebih tinggi dari 1998. Dan sekarang yang sedang ‘sakit’ bukan cuma kita tapi Eropa, US dan juga Cina. Nah, sampai disini mungkin cukup ngobrol makronya, sekarang mikro, yaitu bagaimana investasi kita.

Ada 2 akibat yang pasti bisa terjadi pada investasi kita yaitu positif dan negatif. Positif artinya kita mendapat manfaat dari krisis ini, dan negatif artinya kita dirugikan dengan kondisi ini.

Potensi kerugian dalam investasi akan terjadi di jenis investasi jangka pendek. Kenapa saya sebut potensi? Karena sebenarnya kerugian baru terjadi bila sudah direalisasikan.

Hasil gambar untuk RD SAHAMMisalnya Anda punya saham atau RD Saham yang saat ini jatuh. Walau di atas kertas ada angka rugi tapi secara real Anda tidak rugi sepanjang tidak mencairkan. Itulah kenapa disebut potensi kerugian ada pada tujuan jangka pendek. Tapi bila kita selama ini sudah menggunakan produk yang tepat maka mestinya potensi kerugian itu kecil.

Sebagai contoh, kalau selama ini Anda gunakan RD Saham untuk tujuan jangka pendek, maka pastinya akan merasakan kerugian karena harus merealisasikan kerugian itu. Tapi bila Anda gunakan RD Pasar Uang, maka krisis ini tidak menjadi masalah karena penurunan pasar uang tidak sedalam valas, bahkan ada kecenderungan naik.

Di saat krisis sebenarnya ada potensi hasil yang bisa kita raih, khususnya untuk jangka panjang atau untuk spekulasi. Walau sebenarnya tidak begitu baik, tapi untuk mereka yang profil risikonya tinggi dan keuangannya terorganisir. Mungkin bisa coba sedikit dana jangka panjangnya untuk spekulasi.

Pasar sudah turun hampir 20% dari posisi tertingginya, jadi potensi naiknya sangat besar. Dan waktu penurunannya sangat cepat, tidak sampai 6 bulan, jadi potensi naik cepat juga tinggi. Sampai saat ini ilmu siklus masih berlaku yaitu pasar akan selalu naik dan selalu diikuti dengan turun.

Kenaikan cepat juga diikuti dengan penurunan cepat, begitu sebaliknya. Jadi untuk yang punya investasi jangka panjang, kondisi ini tidak perlu ditakuti. Malah sangat bisa menjadi potensi untuk ambil keuntungan. Top up investasi kalau memungkinkan, atau likuidasi sedikit investasi jangka panjang untuk spekulasi, tidak haram kok.

Hasil gambar untuk emasNah, kalau emas saat ini sedang merangkak naik. Wajar saja, dolar naik dan saham turun maka emas pasti akan naik. Dan bersiap, selanjutnya adalah obligasi baru akan bagus kuponnya.

Apakah bijak lepas emas untuk beli saham saat ini? Kalau kami, ya. Tapi syaratnya tujuan investasi dengan emas masih 2 tahun lagi. Kalau dibawah 2 tahun apalagi 1 tahun ini bukan keputusan yang benar.
Kalau melepas RD Pasar Uang? Hehe…itu artinya Anda sudah salah sejak awal. Karena pasar uang harus untuk tujuan tidak sampai 2 tahun.

Hasil gambar untuk valasDan bagaimana dengan valas? Valas memang sedang tinggi, tapi tidak disarankan kecuali Anda punya tujuan ke luar negeri 2 bulan ke depan.

Untuk Anda yang sudah untung, realisasikan sebagian, bukan seluruhnya; kecuali bila anda simpan valas tanpa tujuan ke luar negeri dalam 2 bulan ke depan.

Untuk yang belum pernah invest di saham, saatnya untuk mulai dan mencoba. Sebagian besar sudah discount, khususnya untuk bluechip. Mulai kumpulkan dan tinggal tunggu asing kembali lagi untuk cari. Beberapa sektor yang bisa dilirik adalah perbankan, konsumsi dan infrastruktur.

Emas atau saham? Saran sih saham. Tapi untuk yang tidak berani saham, emas mungkin bisa tapi beli berkala saja ya.

Kesimpulannya, bila kita sudah "benar" dalam investasi, maka seharusnya tidak perlu panik dengan kondisi saat ini. Bahkan kalau kita tenang, ini saatnya ambil peluang.

sumber : @kokiduit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar