Sabtu, 30 Mei 2015

Biarkan Lelahmu Menjadi Ibadah

Setiap orang pasti pernah lelah, hanya saja ada yang ditampakkan namun ada pula yang disembunyikan. Biarkan terkadang lelah datang, karena itu manusiawi. Lelah karena mencari nafkah itu berkah. Lelah itu diperlukan bagi orang-orang yang ingin terus maju. Dan, yang lebih penting, lelah karena mencari nafkah itu bisa bernilai ibadah.

Dikatakan bisa bernilai ibadah karena tidak semua lelah mencari nafkah bernilai ibadah. Kerja banting tulang, siang malam hanya dan mendapat rupiah tanpa bernilai ibadah adalah salah satu KERUGIAN terbesar dalam hidup.

Oleh karena itu, kita perlu mengkondisikan dan berusaha agar lelah saat mencari nafkah bisa bernilai ibadah. Setidaknya ada tiga kondisi yang perlu kita siapkan agar peluang ibadah itu melekat dalam lelah kita.

Pertama, berbisnislah atau bekerjalah di tempat yang baik dan benar. Ukuran baik dan benar tentu bukan yang bergaji besar atau memberi keuntungan besar. Baik dan benar itu bermakna pekerjaan atau bisnisnya tidak haram. Bisnisnya tidak merusak. Bisnisnya tidak ilegal. Dan bisnis yang baik dan benar itu bertebaran di kanan kiri kita.

Kedua, cara bisnis atau kerjanya benar. Apabila Anda bekerja terikat jam kantor, maka datanglah sebelum jam kantor dimulai dan pulangnya setelah jam kantor usai. Jangan menjadi karyawan yang datang telat, pulang cepat tapi gaji tetap minta dibayar utuh.

Biasakan memberikan prestasi lebih agar gaji atau uang yang kita bawa pulang ke rumah memang layak kita bawa. Jangan beri makanan atau sesuatu yang kotor kepada anggota keluarga kita. Cintai anggota keluarga kita dengan terbiasa memberikan sesuatu dari penghasilan yang baik, bukan yang kotor.

Ketiga, bekerja atau berbisnislah karena mengharap cinta-Nya. Allah SWT sangat mencintai orang yang rajin mencari nafkah. Bahkan Rasulullah pernah mencium tangan salah seorang sahabatnya, Saad bin Mu’adz, dengan mengatakan, “Tangan ini dicintai Allah dan Rasulnya dan tidak akan disentuh api neraka.” Mengapa Nabi SAW mengatakan demikian? Karena, di tangan sahabat tersebut ada tanda-tanda bahwa ia pekerja keras.

Berusahalah agar lelah kita menjadi ibadah. Jangan anggap remeh hal ini. Sungguh suatu kenikmatan dan keberuntungan bila kita bekerja dapat rupiah sekaligus bernilai ibadah. Dapat bayaran sekaligus ganjaran. Enak, to?
sumber: www.jamilazzaini.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar