Sabtu, 23 Mei 2015

Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak

Rian Kaslan, EVP, Head of Wealth Management and Business Strategy Commonwealth Bank Indonesia mengungkapkan, ada dua persoalan menyangkut persiapan dana pendidikan anak.

Pertama, kenyataan bahwa rata-rata uang sekolah naik sekitar 15- 20 persen per tahunnya. Kedua, pendapatan masyarakat Indonesia cenderung stagnan.

Ada banyak pilihan untuk menyelesaikan persoalan ini, “Bisa bekerja lebih giat untuk mengejar laba lebih besar, mencari pendapatan tambahan, atau malah menurunkan standar sekolah yang dituju. Namun memilih sekolah untuk anak, pada akhirnya kembali ke persoalan kesiapan dan ketersediaan dana," katanya seperti dilansir Tabloid Nova.

Rian mengatakan, kendati biaya pendidikan meningkat dari tahun ke tahun, besaran kebutuhan dana untuk sekolah si kecil sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak jauh-jauh hari. Hal ini dapat memberi peluang bagi keluarga, khususnya istri dan ibu sebagai penanggung jawab keuangan, untuk merencanakan dan menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini.

Agar prediksi keluarga tak jauh meleset, Rian memaparkan, ada empat hal penting yang perlu dilakukan dalam menyiapkan dan pendidikan anak :

1. Tentukan sejak awal target sekolah yang dirasa akan cocok untuk si buah hati. “Minimal sudah ada 2-3 sekolah yang ada di benak Anda, demi mengantisipasi peluang diterimanya si buah hati di sekolah yang ingin dituju.”

2. Orangtua harus bisa memprediksikan besaran dana yang harus disiapkan ketika sudah menentukan target sekolah yang akan dituju buah hati. “Jangan lupa, uang sekolah dan uang pakal rata-rata naik sekitar 15-20 persen per tahunnya.”

3. Cek kondisi keuangan keluarga. “Berapa alokasi dana yang Anda sisihkan per bulan untuk menyiapkan dana pendidikan anak ? Apakah dengan alokasi dana itu, ketika dibutuhkan Anda yakin semua biaya akan terpenuhi?”

4. Jika dana yang disisihkan tak cukup untuk memenuhi target dana pendidikan dalam jangka waktu yang dibutuhkan, investasi adalah jalan keluar yang tepat. “Investasi mengurangi sifat stagnan nilai mata uang tunai, bahkan cenderung menurun.”
sumber: ciputraentrepreneurships.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar