Bandingkan dengan orang yang 'hanya' punya mobil bekas seharga 75 juta tapi
lunas, dan tanpa utang, maka kekayaan dia adalah 75 juta. Jadi jelas kan yang punya mobil bekas lebih kaya :) Mengapa yang punya mobil mewah tidak kaya walau penghasilannya besar? Karena tidak bisa mengelola penghasilannya.
Banyak yang berusaha untuk mencari penghasilan guna mengejar pengeluaran. Hal itu tidak logis karena pengeluaran bersifat tidak terbatas dan pemasukan bersifat terbatas. Jadi seharusnya pengeluaranlah yang harus menyesuaikan dengan pola penghasilan yang kita miliki.
Untuk kaya, kita harus bisa mengelola penghasilan yang kita miliki.
Penghasilan memang jumlahnya berbeda, tapi persentase selalu sama yaitu 100%. Bila kita punya penghasilan 5 juta, adalah bodoh bila kita menyamakan pola pengeluaran dengan yang penghasilannya 15 juta.
Tapi bila kita punya penghasilan 100%, maka orang yang punya penghasilan lebih dari kita juga punya 100%. Naaahhh...bagaimana mengelola 100% tadi dengan benar, disanalah kunci keberhasilannya. Sebenarnya pemasukan 100% harus juga keluar 100%. Hanya saja harus dengan komposisi yang benar.
Pengeluaran ideal harusnya 10% sosial agama, max.30% cicilan utang, min.20% cicilan investasi dan sisanya untuk kebutuhan hidup. Urutan tadi disusun berdasarkan prioritas; Artinya, dari setiap penghasilan harus langsung di alokasi 10% untuk sosial dan terakhir baru kebutuhan hidup.
Dengan begitu masuk 100 juga akan keluar 100. Jadi pengeluaran untuk kebutuhan bukanlah menjadi prioritas pertama tapi
yang terakhir setelah semua prioritas di atasnya terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar