Sabtu, 30 Mei 2015

Satu Kata Banyak Makna

Bahasa Sunda merupakan satu dari sekian puluh bahkan mungkin ratus bahasa di Nusantara. Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan etnis ini sangat kaya dengan bahasa daerah. Karenanya, satu kata bisa mengandung makna yang berbeda, tergantung suku mana yang mengucapkannya. Misalnya, “atos” dalam bahasa Sunda bermakna “sudah”, tetapi dalam bahasa Jawa “atos” itu berarti “keras”.

Bahkan, sesama bahasa Jawa saja makna satu kata bisa berbeda. “Mari” dalam bahasa Jawa Tengah itu berarti “sembuh”. “Wis mari” itu artinya “sudah sembuh”. Sementara dalam bahasa Jawa Timur “mari” berarti “selesai”. Bila orang Jawa Timur berucap, “Pekerjaanmu wis mari, ta?” Itu berarti, “Apakah pekerjaanmu sudah selesai?”

Dalam bahasa Jawa, “kenek” itu berarti “kena” [menyentuh, mendapatkan, menyenggol, menabrak]. Sementara orang Batak memahami kata kenek itu sebagai kondektur alias asisten sopir yang membantu mencari penumpang dan mengutip uang ongkos dari penumpang bus.

Alkisah, seorang sopir bus yang berasal dari Batak punya kondektur baru orang Jawa. Suatu ketika, bus ini hendak parkir di terminal Blok M karena sang sopir lapar dan hendak makan siang. Kondektur baru orang Jawa ini memberi instruksi, “Mundur! Terus! Kanan dikit, terus, lurus, terus!”

Tiba-tiba terdengar suara keras. Brak! Rupanya bagian belakang bus menabrak tembok pembatas. Sang sopir langsung memaki, “Dasar, kenek tai!” Dari belakang bus sang kondektur menjawab, “Gak kenek tai kok, tapi kenek tembok.” Hehehe….
sumber: www.jamilazzaini.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar