1) Kenali Media yang menjadi sasaran Karya Anda. Bila ingin karya anda masuk di majalah, maka harus disesuaikan dengan tema majalah. Kalau berniat ‘mejeng’ di majalah A, belilah majalah A sebagai bahan rujukan.
Beli edisi lama agar murah, boleh saja. Tetapi beli yang baru, lebih baik. Sebab majalah tentunya menerima cerita pendek atau puisi yang temanya sedang ‘in’ agar tidak terlihat basi.
Kalau ingin termuat di koran, belilah koran yang menjadi ‘sasaran’. Kalau tidak mau beli, pinjam tetangga atau baca saja di warung, lalu catat alamat redaksinya. Kalau referensi alamat email yang beredar di dunia maya, bagaimana?. Cek dulu kebenarannya, sebab ada beberapa redaksi yang memperbarui alamat emailnya. Juga jangan percaya dengan besarnya honor yang ditulis. Mungkin ada beberapa yang benar, seperti honor Kompas & Jawa Pos, dll. Selebihnya hanya sekian % dari yang tertulis.
2) Siapkanlah tulisan atau karya anda yang sesuai dengan media yang anda tuju. Setelah ‘sreg’ dengan media yang dituju, segera cari ide segar dan tulis. Untuk koran, biasanya lekat dengan keseharian kita. Ambil saja tema yang sederhana tetapi dibahas dengan seksama dan memikat.
Misalnya tentang keseharian rakyat kecil, ironi demikian lebih banyak dipilih. Atau tentang kehidupan rumah tangga dan segala konflik yang ada. Banyak yang tanya, kalau untuk kisah di koran itu biasanya berapa lembar? Tergantung ‘space’nya. Biasanya media mencantumkan diberikan aturan panjang naskahnya.
3) Tinjau Draft tulisan yang sudah anda buat. Setelah tulisan selesai dibuat, minta orang terdekat untuk menikmatinya. Sudahkah yang dimaksudkan penulis tertangkap oleh pembacanya? Sudahkah karya tersebut layak masuk media dan dibaca banyak orang? Bagian manakah yang kurang atau perlu dihilangkan?
Mintalah orang yang suka membaca dan yang enggan membaca untuk menikmati karya anda. Kalau yang enggan membaca begitu antusias saat melihat judul atau bagian awal karyamu, patutlah anda bangga. Sebab itu tanda karyamu akan diterima media dengan senang hati.
4) Simpanlah terlebih dahulu karya anda selama beberapa hari misal 2 hari. Ada baiknya menyelesaikan karya jauh-jauh hari sebelum deadline. Dengan begitu, karya bisa sejenak ‘terlupakan’ dan bisa dikoreksi kembali sebelum dikirim.
5) Kirim Tulisan anda kepada redaksi media yang sudah anda tuju. Bila dirasa hasil karya sudah OK, maka cari alamat media yang akan dikirimi karya. Bila didapat dari email, cocokkan dulu alamatnya dengan yang ada di koran atau majalah. Jangan sampai salah. Nama, alamat dan nomor telepon penulis karya harap ditulis yang lengkap dan jelas.
6) Sering lihat Media yang anda tuju untuk tulisan anda. Kabar diterima atau tidaknya sebuah karya tergantung dari media. Ada beberapa majalah yang memiliki masa 3 hingga 6 bulan. Bila tidak ada kabar konfirmasi penerimaan karya, artinya tidak termuat.
Untuk opini koran, waktu lebih singkat. Sekira 1-2 pekan. Selain rajin menengok koran atau majalah, bisa sendiri atau minta dilihatkan oleh teman. Atau bisa juga langsung datang ke kantor redaksi untuk menanyakannya.
7) Binalah Hubungan baik dengan media cetak yang anda tuju. Sering ke kantor redaksi juga ada baiknya, selain kenal dengan orang-orangnya, juga akan lebih 'mendekatkan' kita dengan media tersebut. Jadi bisa bersemangat untuk terus berkarya dan dikirim ke sana.
Kalau sering kirim dan datang, redaksi juga akan menghapal nama kita. Kadangkala naskah kita malah diminta untuk diterbitkan beberapa bulan lagi. Iya, di koran atau majalah, ada rentang waktu penerbitan karya. Misalnya termuat di Oktober, maka di bulan November karya kita akan semakin kecil kemungkinan dimuat kembali.
Tujuannya agar pembaca tidak bosan, juga meminimalisasi anggapan ada ‘anak emas’ dalam pemuatan karya. Tetapi di bulan januari atau Februari, biasanya akan terpampang kembali.
Demikian sharing untuk hari ini, semoga bermanfaat!
sumber: DeltaSaputraID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar