Workaholic adalah keadaan dimana orang kecanduan kerja, terobsesi
untuk terus bekerja, mempunyai dorongan yang kuat untuk terus bekerja,
menghabiskan waktu lebih banyak untuk bekerja dengan mengorbankan waktu
untuk hal lain, sangat menyukai bekerja, melebihi tuntutan perusahaan.
Walaupun seorang workaholic kecanduan bekerja belum tentu ia
produktif. Sebab, bekerja terus menerus dan mengabaikan sisi kehidupan
yang lain membuat seorang yang workaholic kurang peka terhadap
lingkungan sekitar. Ia sulit mendapat dukungan dari rekan kerjanya.
Hatinya sering gelisah sehingga ia cenderung emosional dan pemarah.
Seorang workaholic bisa jadi haus kasih sayang. Kecanduannya terhadap
pekerjaan membuat ia terkadang lupa dengan moment-moment penting di
keluarganya. Ia tidak tahu jadwal pengambilan raport dan libur anaknya.
Tidak menikmati obrolan, canda dan cengkerama dengan anggota
keluarganya. Akhirnya, ada “jarak” cinta dan kasih sayang antara dirinya
dengan orang-orang terdekatnya.
Kecanduannya terhadap pekerjaan bisa juga membuatnya kudet (kurang
update) terhadap perlembangan khasanah ilmu dan metode kerja terbaru
yang bisa membantunya bekerja. Acara-acara training, workshop, sharing
dianggap membuang waktu sehingga ia enggan ikut di dalamnya. Merasa
sudah bisa dan paling tahu terhadap pekerjaanya. Ia terlalu keras
bekerja sehingga lupa untuk bekerja lebih cerdas dan ikhlas.
Saatnya Anda berhenti menjadi workaholic. Suasana bulan Ramadhan
sangat memungkinkan Anda berlatih berhenti menjadi workaholic. Mulailah
menikmati hidup. Tetap bekerja dengan cara melakukan yang terbaik. Namun
Anda juga perlu menikmati kehidupan lain dengan keluarga Anda,
berkumpul dengan sesama, ikut kajian dan menikmati indahnya bermunajat
kepada-Nya.
Cobalah rasakan nikmatnya melayani istri, anak, orang tua sahabat dan
orang-orang di sekitar Anda. Sekali-kali suapi putra-putri Anda saat
sahur. Ngobrol dan bersendagurau dengan mereka tentang berbagai topik.
Berbagai variasi kehidupan yang Anda jalani akan membuat Anda punya
energi tambahan saat bekerja. Hasilnya, boleh jadi Anda lebih produktif
dibandingkan Anda hanya fokus menjadi workaholic. Cobalah…
sumber: +Jamil Azzaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar