Beberapa hari ini kita disuguhi
tawaran investasi dana kita dengan nama Saving Bond. Di negara kita; produk ini
dikemas dengan nama Saving Bond Ritel.
Produk ini memang masih bersaudara
dengan Ori maupun Sukri. Kenapa disebut saudara? Karena ketiganya adalah produk
Obligasi atau Surat Utang. Ori adalah obligasi konvensional, Sukri obligasi
syariah dan Saving Bond atau SB adalah obligasi non transferable.
Keamanan adalah salah satu kelebihan
dari SB ini. Walau tidak ada keterangan dijamin, tapi karena ini adalah utang
negara maka keamanannya bisa dikatakan maksimal.
SB memang berbeda dengan saudara
tuanya. SB tidak bisa diperjual belikan di pertengahan waktu seperti Ori dan
Sukri. Jadi kalau kita beli harus sampai jatuh tempo.
SB perdana yang ditawarkan mulai
hari ini sampai 22 Mei, dan efektif sejak 30 Mei ini memiliki spesifikasi:
Jangka waktu 2 tahun; mulai tahun
ini dan jatuh tempo 20 Mei 2016.
Nilai minimal investasi 5 juta dan
maksimal dana investasi per investor adalah 5 milyart.
Bunga floating ditetapkan minimal
8.75% dan bisa berubah sesuai dengan penjaminan LPS yaitu selalu lebih tinggi
1,25% dari LPS tapi dengan minimal harus 8.75%. Artinya bunga SB akan mengikuti
fluktuasi LPS. Saat ini LPS 7.5%; itulah kenapa kupon SB 8.75%.
Bila LPS naik ke 8% maka kupon akan
naik menjadi 9.25%. Sebaliknya bila LPS turun ke 5%; maka kupon tidak menjadi
6.25% tapi tetap menjadi 8.75% sebagai bunga kupon minimal.
Nah kupon cukup tinggi inilah yang
menjadi salah satu daya tarik SB ritel perdana ini. Bandingkan dengan bunga
Bank 7.5%; Sukri SR 06 8.75% dan Ori 10 8.5% jadi bisa dipertimbangkan SB
sebagai alternatif.
Kelebihan lainnya SB, karena SB
adalah Obligasi maka otomatis kita akan dikenakan pajak lebih rendah dari
Deposito. Kalau Deposito kena 20% maka SB hanya 15%.
Kekurangan SB sudah pasti adalah
likuiditas. Syarat bahwa SB tidak transferable artinya tidak bisa dipindahkan
atau dijual beli seperti Ori dan Sukuk. Jadi produk ini memang untuk mereka
yang punya tujuan minimal 2 tahun ke depan. Atau punya dana yang tidak akan
digunakan hingga 2 tahun ke depan.
Sama seperti Ori dan Sukri, SB
dijual melalui agen Bank dan Sekuritas. Ada 18 Bank dan 3 Sekuritas yang
mendapat jatah penjualan.
a) Sudah banyak yang mengeluh
pembelian di Bank sulit dan sudah masuk waiting list.
b) Beberapa Bank malah sudah tidak
menerima lagi pendaftaran beli karena sudah sangat banyak yang antri.
Kalau dilihat memang dari waktu ke waktu
tempat penjualan di Sekuritas makin sedikit; agak disayangkan karena penjualan
di Bank biasanya agak sulit didapat.
Pembelian di Bank memang selalu
habis jatahnya karena produk ini memang sesuai dengan profil risiko nasabah
Bank, yaitu risiko rendah. Itulah mengapa di Bank produk seperti ini selalu
laris manis.
Jadi kalau sahabat semua mau
mendapatkan produk ini, coba daftar beli lewat Sekuritas, karena memang produk
ini tidak masuk profil risiko nasabahnya yang relatif tinggi. Untuk nasabah yang
biasa beli saham, hasil 8.75% per tahun dan dananya tidak bisa dilikuidasi
bukanlah produk yang seksi.
Jadi kalau disimpulkan produk ini
cocok untuk nasabah ritel dengan profil risiko konvensional, yang biasa
memarkir dana di Deposito untuk bisa dapat hasil lebih tinggi. Atau untuk
nasabah dengan profil agresif yang punya dana nganggur dan digunakan sebagai
alternatif simpanan dana abadi mereka.
Untuk mereka yang mungkin gagal
mendapatkan produknya saat ini, sabar saja karena produk ini baru keluar seri
1; artinya tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mengeluarkannya lagi
seperti Ori dan Sukri.
Selamat berinvestasi sahabat. Hasil
tinggi, keamanan maksimal dan produk legal bukan lagi impian.
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar