Hari ini kita diskusi sedikit
mengenai soft skill di keuangan.
Banyak yang menganggap kesalahan
atau masalah di keuangan terjadi karena kemampuan dan teknis keuangan seseorang
yang kurang dalam hal mengelola uang. Padahal pengalaman banyak membuktikan secara
teknis dan naluri orang tidak "bodoh" di keuangan.
Buktinya gampang. Orangtua kita
tidak perlu belajar investasi namun berhasil mengumpulkan asset. Seorang buruh
atau pekerja yang berumur bisa hidup aman dengan penghasilannya. Bahkan ada
yang sepanjang hidupnya selalu berutang, tapi tetap bisa jalan. Artinya mereka
sudah mengelola utang, cashflow dan pengeluaran tiap periodik.
Tapi kalau begitu kenapa bisa
terjebak di masalah keuangan? Ternyata sederhana. Masalah terjadi bukan karena
kita "bodoh", melainkan menjalankan kebiasaan-kebiasaan buruk di
keuangan.
Sering menyebutnya financial bad habbit.
Pertama,
menyalahkan pemasukan. Keuangan bermasalah karena pemasukan yang kurang. Kalau
kita mau jujur, pemasukan kita setujui karena kita sudah hitung angka tadi
mencukupi kebutuhan kita. Kalau ternyata kurang, bisa karena kita salah hitung
kebutuhan atau kita tidak komit dengan hitungan kita. Anda jawab ya.
Kedua, orang
lain adalah saya. Kenapa orang lain lebih kaya dari saya ya? Padahal
penghasilannya sama. Banyak dari kita mengukur kekayaan dengan membandingkan
apa yang kita miliki dengan orang lain. Membandingkannya untuk tujuan motivasi
dan evaluasi bagus saja. Tapi kalau sudah menjadi suatu obsesi untuk menjadi
orang lain itu yang masalah.
Kita tidak pernah tahu apakah orang
lain lebih kaya karena dan dengan cara apa. Jadi sebaiknya buat ukuran bahwa
kaya adalah apa yang kita rasakan, bukan apa yang orang lihat.
Contoh, kalau kita merasa nyaman dan
terpenuhi dengan Avanza, tidak harus memaksakan ikut tetangga yang punya
Alphard walau penghasilan dia sama dengan kita toh?
Ketiga. Say
"NO" to move on. Mencoba hal baru memang berisiko. Kalau gagal atau
tidak sesuai harapan maka bisa kacau kehidupan keuangan kita. Tapi kita harus
tahu, setiap tindakan kita akan menimbulkan adanya risiko. Risiko positif
disebut dengan keuntungan. Risiko negatif disebut kerugian.
Kita memang akan mengurangi kerugian
bila tidak melakukan apapun. Tapi keuntungan hilang dari kemungkinan kita. Jadi
berhati-hati di keuangan itu wajib. Tapi menjadi pasif dan tidak melakukan
apapun saat ini bukan lagi jadi menghindari kerugian tapi malah merugikan.
Anda sekedar menyimpan dan menabung
memang membuat uang anda aman. Tapi saat ini menjadi sebuah kerugian karena
anda memiliki lawan yang disebut inflasi.
Ketika investasi menawarkan sebuah
kemungkinan untung dan kemungkinan rugi, kenapa kita harus tetap bertahan
dengan kepastian rugi? Ayo move on!
sumber : @kokiduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar