Hal yang bisa kita lakukan untuk menangulangi permasalahan klasik penyebab gaji habis adalah merencanakan keuangan. Memiliki rencana keuangan itu bukan seperti Paman Gober yang sibuk menimbun koin emas, tapi tidak dinikmati.
Kita hanya menunda pembelian dan mengharapkan hasil return yang lebih tinggi. Selain itu juga dengan uang sedikit bisa mencapai hasil yang paling maksimal sesuai profil resiko. Cara termudah untuk menghindari sabotase gaya hidup adalah membuat alokasi pos-pos pengeluaran.
Gaya hidup Anda sebetulnya terbagi dalam pos Present Consumption, Future Spending, dan INvestment.
Setiap bulan Anda pasti butuh makan, tapi makannya Bakso atau makan Ribs seharga Rp. 500 ribu adalah pilihan gaya hidup. Demikian juga berlibur, mau yang dalam kota atau harus ke luar negeri juga pilihan. Jadi, sebetulnya menabung itu sesuatu yang menyenangkan karena bisa menyokong gaya hidup yang Anda mau beberapa tahun lagi.
Alokasinya bagaimana? Terserah Anda karena hidup yang dijalani adalah milik Anda sendiri. Metode untuk membagi pos keuangan bisa tradisional dalam bentuk amplop, atau yang lebih canggih dalam bentuk rekening bank.
Setiap orang sebaiknya punya 3 rekening yang masing-masing punya tujuan berbeda. Satu untuk terima gaji, satu untuk investasi, dan satu untuk dana darurat.
Buatlah instruksi debit otomatis dari rekening gaji agar setiap bulan langsung ditransfer ke 2 rekening lainnya. Usahakan 2 rekening lainnya tidak punya kartu ATM atau bila ada, simpan dalam amplop dan masukkan lemari!
Memiliki rencana keuangan merupakan langkah awal menuju kesejahteraan finansial. Namun, rencana saja tanpa implementasi hanya menjadi satu hal yang percuma. Komitmen kuat untuk mencapai tujuan finansial yang menjadi prioritas harus diikuti dengan disiplin keuangan yang baik.
Betul, manusia boleh berencana, tetap Tuhan yang menentukan. Namun, bukankah kita juga ditugaskan untuk amanah dalam mengelola rezeki yang diberikan?
sumber : +ZAPFinance TV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar